Janji Manis Kemensos untuk Ratusan Pengungsi Longsor Cilacap

Hingga kini, ratusan korban bencana longsor Cilacap masih tinggal di pengungsian.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 28 Jul 2017, 16:50 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2017, 16:50 WIB
Janji Manis Kemensos untuk Ratusan Pengungsi Longsor Cilacap
Hingga kini, ratusan korban bencana longsor Cilacap masih tinggal di pengungsian. (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Cilacap - Kementerian Sosial RI menjanjikan segera mencairkan dana Jaminan Hidup (Jadup) untuk ratusan korban bencana tanah longsor Cilacap yang kini masih tinggal di pengungsian atau tinggal di hunian sementara (huntara).

Sekretaris Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos, Margo Wiyono mengatakan, nilai jadup adalah Rp 10 ribu per orang per hari, atau sekitar Rp 300 ribu per bulan.

Jadup akan dicairkan selambat-lambatnya tiga bulan sekali atau sekitar 90 hari, sehingga tiap orang mendapat jadup sekitar Rp 900 ribu.

"Kalau seandainya dia berada di Huntara, mereka kan butuh hidup. Kita berikan Jadup. Jaminan Hidup. Yang per orang per hari itu Rp 10 ribu, yang maksimal dikasihkan 90 hari tiga bulan. Jadi Rp900 ribu," kata Margo di Cilacap, Rabu, 26 Juli 2017.

Agar cepat dicairkan, Margo meminta supaya data ratusan korban bencana yang kini masih tinggal di pengungsian segera disetorkan. "Bulan besok pun bisa kita cairkan, asalkan datanya sudah lengkap, by name, by address-nya," kata dia.

Cilacap, kata Margo, adalah kabupaten dengan tingkat kerawanan bencana yang tinggi. Di Indonesia, Cilacap adalah daerah rawan bencana nomor 17. Sementara, di Jawa Tengah, Cilacap merupakan peringkat pertama paling rawan bencana.

Di Cilacap, hampir seluruh jenis bencana bisa terjadi, mulai longsor, banjir bandang, banjir rob, tsunami, hingga puting beliung. Beberapa yang kini dalam penanganan di antaranya ratusan jiwa korban longsor di Jatiluhur, longsor di Cijeunjing Desa Cibeunying, longsor Pangadegan, dan longsor Sindanghayu Kecamatan Cimanggu.

"Kita tinggal memasukkan data-data para pengungsi untuk selanjutnya jadup bisa dicairkan," ujarnya.

Menurut Margo, jadup akan diberikan secara simultan selama korban bencana masih tinggal di pengungsian atau di hunian sementara. Mereka akan diberi jadup sebelum rumah relokasi bisa ditinggali. Bahkan jika memang dibutuhkan, ketika korban bencana sudah tinggal di rumah relokasi pun tetap akan diberi jadup.

"Kalau seandainya situasi kondisi masyarakat belum siap, maka akan dilanjutkan. Kan prinsipnya masyarakat harus siap juga. Enggak boleh kita biarkan secara total," ujarnya.

Margo mengungkap, Kemensos menyiapkan dana sebesar Rp 20 miliar untuk jadup dan bantuan sosial lainnya untuk penanganan sosial bencana di Jawa Tengah. Selain jadup,  Kemensos saat ini juga fokus membentuk Kampung Siaga Bencana (KSB).

Total, di Indonesia sudah terdapat 494 KSB. Dari jumlah itu, terbanyak di Pulau Jawa. KSB, kata dia, adalah kampung yang memang sudah dilatih dengan penanganan bencana dan bisa menjadi acuan atau Satgas bencana untuk daerah sekitarnya.

 

Saksikan video menarik di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya