Liputan6.com, Cilacap - Hampir dua bulan sudah Kadarmono, narapidana Nusakambangan, yang kabur dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas II A Permisan, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, terhitung sejak 19 Juni 2017. Selama itu pula, tim gabungan Kemenkumham, Polres, Polair, dan TNI AL terus memburu napi kasus perampokan yang divonis 14 tahun penjara tersebut.
Kepala Lapas Klas II A Permisan, Supriyanto mengatakan, Kadarmono sempat dua kali dikepung petugas di kawasan Selok Jero, ujung barat Pulau Nusakambangan. Namun, sang napi berhasil lolos dari puluhan pemburunya.
Pada pengepungan pertama, Kadarmono melukai petugas dengan sabetan parang yang diduga dicuri dari gubuk petani Pulau Nusakambangan. Kadarmono pun lolos masuk ke dalam hutan.
"Ya, sempat melukai petugas dengan sabetan parang," ucap Supriyanto, Kamis, 10 Agustus 2017.
Baca Juga
Menurut Supriyanto, Kadarmono kembali terkepung di ujung barat Pulau Nusakambangan. Bahkan, kali ini, petugas memberondongkan senjata. Namun, bak kijang hutan, Kadarmono kembali lolos dengan cara memanjat tebing karang yang terlalu berbahaya jika diikuti petugas.
Dia menjelaskan, hingga kini, petugas masih terus menyisir Pulau Nusakambangan. Pencarian difokuskan di kawasan Selok Jero, Nusakambangan. Sebab, berdasarkan laporan warga sekitar Pulau Nusakambangan, Kadarmono terlihat di wilayah itu.
Kadarmono diduga masih berada di Nusakambangan dan tak berhasil menyeberang ke daratan. "Diduga, yang bersangkutan ada di situ. Beberapa kali warga sekitar Nusakambangan melihat Kadarmono di wilayah Selok Jero," ujar Supriyanto.
Berdasarkan laporan warga, Kadarmono juga sempat mencuri makanan di gubuk petani yang bercocok tanam di kawasan barat Nusakambangan. Hingga beberapa hari lalu, kata Supariyanto, Kadarmono masih terdeteksi di Selok Jero.
"Kami masih memantau terus dan mengejar hingga dia tertangkap kembali, karena kami yakin dia masih di dalam," ujarnya.
Advertisement
Ia menambahkan, Kadarmono diduga hafal jalur-jalur Pulau Nusakambangan, sehingga kecil kemungkinan tersesat. Pasalnya, sebelum kabur, Kadarmono adalah napi asimilasi yang bertugas menggembalakan sapi.
"Yang bersangkutan sudah dua tahun menjadi penggembala sapi, sehingga hafal jalur Nusakambangan, dan mungkin juga mengenal penduduk yang bertani di Nusakambangan," Supriyanto menjelaskan.
Ia mengakui, pelarian Kadarmono ini berbeda dengan napi buron Nusakambangan lainnya. Contohnya, Agus Triyadi dan Hendra yang kabur dari Lapas Klas II A Besi pada Minggu, 9 Juli 2017. Keduanya berhasil ditangkap petugas hanya selang empat hari sejak kabur.
Alam Pulau Nusakambangan yang tak ramah menyebabkan dua napi ini tak tahan hidup di luar. Hutan tak terjamah dan hewan buas diyakini masih ada di Nusakambangan.
Namun, napi Nusakambangan yang masih buron itu diduga bertahan hidup dengan memakan buah-buahan di Pulau Kematian tersebut.
"Beberapa kali juga ada laporan ada warga yang kehilangan makanan di gubuknya. Dicuri oleh Kadarmono ini," Supriyanto memungkasi.