Liputan6.com, Kupang - Guru honor berinisial BB di SMP Negeri 2 Satu Atap Waiwaru, Desa Todanara, Kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) terkenal garang oleh siswanya. Hal ini terkuak setelah siswa SMP Kelas 3, FK (16) nekat menenggak racun rumput karena merasa malu dihina sang guru tersebut.
FK mengatakan perlakuan kasar baik secara fisik maupun psikis kerap dilakukan sang guru. Dia mengatakan pula, pernah beberapa siswa di SMP tersebut dipukuli menggunakan ekor pari pada betis hingga berdarah.
Bahkan, dia sendiri sering menerima hinaan sejak masih di kelas 1. Tak sampai di situ saja, guru tersebut pernah menyiksa mereka memungut sampah menggunakan mulut.
Advertisement
Baca Juga
"Saya sering dihina makanya malu dengan teman-teman," ujar FK kepada Liputan6.com di RSUD W.Z Yohanes Kupang, Selasa, 5 September 2017.
Sebelum minum racun, FK mengaku hendak menanyakan ke ayahnya apa benar seperti yang dikatakan guru bahwa dirinya anak dari keturunan yang tidak jelas.
"Saya sampai di rumah tetapi ayah masih di kebun sehingga saya nekat minum racun," kata FK yang mengaku bercita-cita menjadi polisi ini.
Ayah korban, Yosep Lango (61) mengaku anaknya merasa malu karena sering dihina gurunya.
Menurut Yosep, racun yang ditelan anaknya tidak banyak karena sebagian di sembur keluar. Proses pengobatan anaknya sudah menelan banyak biaya dan ditanggung sendiri. Dia meminta, guru yang menghina anaknya turut bertanggungjawab.
"Saya minta dipecat karena tidak pantas jadi guru. Dia juga harus kembalikan seluruh biaya pengobatan anak saya," imbuh Yosep.
Sebelumnya, kasus bullying atau perisakan nyaris membuat nyawa seorang siswa SMP Negeri 2 Satu Atap Waiwaru, Desa Todanara, Kecamatan Ile Ape Timur, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT). Siswa berinisial (FK) itu dilarikan ke rumah sakit setelah melakukan percobaan bunuh diri dengan minum racun.
FK nekat menenggak cairan racun rumput karena merasa malu dihina oleh gurunya berinisial BB selama pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung.
"Sudah dua kali dia menghina saya. Pertama waktu saya bawa handphone ke sekolah. Kejadian ini dilakukan juga di depan kelas, di hadapan teman-teman," ucap FK kepada Liputan6.com, Sabtu, 2 September 2017.
Puncaknya pada 31 Agustus 2017, guru Bahasa Indonesia tersebut kembali merisak atau menghina. Sasarannya tetap pada FK. Sang guru mengeluarkan kalimat hinaan yang membuat siswa kelas III SMP Satap Waiwaru tersebut merasa malu.
"Dia bilang saya punya rumah seperti kandang babi. Lalu, saya keturunan atau anak dari orangtua tidak jelas," tutur korban.
Tak hanya itu, sang guru juga menghina makanan yang dikonsumsi muridnya tersebut. "Makanan saya seperti makanan babi. Dia hina saya di depan murid lainnya dalam kelas. Selama pelajaran Bahasa Indonesia berlangsung," FK membeberkan.
Bahkan, saat pelajaran Bahasa Indonesia, guru itu bukan menjelaskan tentang materi pelajaran, melainkan terus menghina FK. Akibatnya, saat jam pelajaran usai, FK langsung kembali ke rumah dan nekat menenggak racun.
Beberapa siswi yang datang menjenguk FK di rumah sakit, mengatakan bahwa saat guru tersebut menghina korban, mereka semua ikut menangis. "Penghinaan itu terlalu sadis. Karena kasihan, kami ikut nangis dalam kelas," tutur salah seorang siswi yang meminta namanya tidak ditulis.
Terkait kasus perisakan yang berujung siswa nekat minum racun, Kepala Sekolah SMPN 2 Satap Waiwaru, Bernadus Atawadan mengatakan, guru tersebut berstatus honorer. Dia pun pernah menegur guru itu karena kerap berperilaku kasar terhadap siswa.
"Yang bersangkutan pernah saya tegur, tetapi tidak diindahkan. Buktinya, salah satu siswa dirawat rumah sakit karena ulah dia," Bernadus memungkasi.
Â