Liputan6.com, Kediri - Madu memang dikenal memiliki berjuta manfaat, salah satunya sebagai obat. Inilah yang menjadikan madu sebagai komoditas yang bisa diperjualbelikan. Hal tersebut dimanfaatkan Sunarwan (47 tahun), warga Desa Joho, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri. Dia memilih berprofesi sebagai peternak madu sejak tahun 1991.
Awalnya, Sunarwan melihat peternak madu di tempatnya. Kemudian, ia melihat peluang untuk bisa ikut memasarkan hasil madu tersebut. "Dari situ saya juga ikut membantu setiap kali ada yang membutuhkan tenaga, baik itu kontrol ataupun waktu panen madu sekaligus saya belajar dari situ," tuturnya kepada Liputan6.com, Senin, 25 September 2017.
Usai belajar dari peternak madu lain, tepat pada 2000, ia mencoba peruntungannya dengan membuka peternakan madu sendiri. Berawal beternak lebah sebanyak 19 kotak, usaha ini berkembang hingga sekarang. "Saat ini saya punya 100 kotak," katanya.Namun, usaha ini juga memiliki kendala, terutama saat menghadapi musim yang tidak menentu. Pasalnya, musim akan memengaruhi masa bunga berkembang. Panjangnya musim hujan menyebabkan gagalnya musim bunga, sehingga madu pun belum bisa dipanen.
Advertisement
"Biar bisa panen akhirnya, kotak lebah dipindah dari satu tempat ke tempat lain yang ada bunganya," ucap Sunarwan.
Ketidakjelasan musim ini menyebabkan panen madu pun menjadi tidak menentu, karena tergantung adanya bunga. Namun biasanya, panen madu dilakukan antara bulan Mei sampai Oktober atau saat musim kemarau.
"Kalau saya amati dari hasil panen tersebut per tahunnya satu kotak rata-rata bisa menghasilkan 30-40 kg, tapi kembali melihat cuaca," katanya.
Untuk itu, dia melanjutkan, peternak harus hafal dan tepat memilih lahan perkebunan atau yang banyak suatu jenis pohon tertentu sesuai musim bunganya, mulai dari pohon randu, kaliandra, mangga, rambutan, kopi, karet, dan lain-lain.
Baca Juga
"Lebah bisa mencari serbuk sari bunga di perkebunan yang pohonnya ada bunganya," ujarnya.
Lebah yang dibudidayakan jenis lebah melivera karena lebah ini tidak gampang hijrah. Selain itu, lebah tersebut sangat rajin bekerja dan ukuran tubuhnya lebih besar.
Madu hasil produksi Sunarwan dinamai 'Sunarwan Madu'. Sunarwan menyebutkan madu yang dijualnya memiliki ukuran yang variatif. Kisaran harganya Rp 75-125 ribu. "Madu dijual dengan harga Rp 75-125 ribu per botol ukuran 500 ml," ucapnya.
Saat ini, dalam sebulan, ia mampu meraih omzet sebesar Rp 10 juta dengan sistem jual madu yang dititipkan di toko-toko, warung makanan, depot dan pusat oleh-oleh.
"Bisa juga pesan di media sosial melalui Instagram dan Facebook, Sunarwan Madu" ujarnya.
Ia berharap ke depan pemerintah proaktif untuk membantu peternak madu. Salah satu caranya dengan mengawasi dan menindak peredaran madu palsu atau pun dari lebah hasil buruan. Selain itu, pemerintah diharapkan juga ikut memberikan edukasi mengenai manfaat mengonsumsi madu.
"Bagi masyarakat saya berharap agar pasar penjualan madu lebih luas," Sunarwan menandaskan.
Simak video pilihan berikut ini: