Pelajar SMK Membuat Limar, Lampu Mandiri Cinta Tanah Air

Seluruh bahan baku Limar atau lampu mandiri itu berasal dari produk lokal yang hasilnya nanti akan disebar di seluruh Indonesia.

oleh Arie Nugraha diperbarui 11 Okt 2017, 05:00 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2017, 05:00 WIB
Pelatihan SMK
Puluhan pelajar SMK Angkasa mengikuti pelatihan lampu produksi Yayasan Pilar Peradaban, Bandung. (Liputan6.com/Arie Nugraha)

Liputan6.com, Bandung - Sekelompok orang berkemeja biru dan pakaian bawahan warna abu tampak serius menggunakan perangkat elektronik di sebuah ruangan sekolah kawasan Cicendo, Kota Bandung, Jawa Barat. Kabel warna-warni berserakan dan alat-alat lainnya yang hanya dimengerti oleh mereka. Mereka bekerja di ruang berukuran 6x4 meter dengan lantai penuh debu akibat sedang diperbaiki.

Mereka adalah pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Angkasa Bandung yang mengikuti pelatihan produksi lampu mandiri bernama Limar dari Yayasan Pilar Peradaban. Pelatihan tersebut bertujuan untuk peningkatan kemandirian individu, bela negara, dan cinta Tanah Air.

Sebab, seluruh bahan baku lampu mandiri itu berasal dari produk lokal yang hasilnya nanti akan disebar di seluruh Indonesia. Terutama di sejumlah wilayah Jawa Barat yang belum memiliki fasilitas penerangan.

Merujuk data Yayasan Pilar Peradaban, ada 2,4 juta rumah di Jawa Barat yang tidak memiliki fasilitas penerangan atau belum tersentuh aliran listrik.

"Dan solusi yang paling tepat menurut kami itu adalah dengan menggunakan produk lampu Limar, bertenaga baterai setiap rumah dibagikan lima lampu Limar," ucap pendiri Yayasan Pilar Peradaban, Ujang Koswara, di SMK Angkasa, Bandung, Jumat, 6 Oktober 2017.

Lampu Limar bisa memakai tenaga dari baterai atau aki mobil. "Meskipun dahulunya menggunakan mikro hidro yang tidak layak, gara-gara Limar itu jadi layak," katanya.

Ujang menjelaskan, lampu mandiri Limar karya cipta yayasannya itu harus diproduksi sendiri karena tidak ada dipasaran. Untuk memenuhi kebutuhan penerangan dengan menggunakan lampu mandiri Limar diperlukan bantuan dari pelajar SMK yang ada.

Meski tujuan utama untuk memenuhi penerangan di wilayah yang belum terdapat sambungan listrik, menurut Ujang, hasil produksi lampu mandiri Limar para pelajar SMK itu dapat menjadi industri rumahan di masing-masing tempat tinggalnya.

Hal itu menyangkut pemberdayaan masyarakat. Dengan kata lain, jangan terpaku menggunakan produk luar negeri, tapi terus mengejek negara produsennya. "Bukan seperti itu, namun harusnya mencontoh keuletan mereka," ujar Ujang.

Tekad seperti itulah yang dikemukakan pelajar kelas 12 jurusan mesin SMK Angkasa, Bandung, Aldi Ikhsan Ramadhan. Ia berkeinginan memproduksi lampu mandiri Limar di rumahnya. Produksi lampu di rumahnya itu akan sangat bermanfaat dibagikan ilmunya kepada kerabatnya.

"Enggak terlalu rumit bikinnya," kata Aldi.

Ia mengaku bangga dengan ikut memproduksi lampu mandiri Limar, karena menjadi salah seorang yang membangun daerah di Indonesia menjadi terang.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya