Liputan6.com, Kebumen Menjamurnya sinetron dan film-film di layar kaca dengan beraragam kisah menandai tumbuh dan berkembangnya sinematografi Indonesia. Di lain sisi, yang membuat miris, seringakali, cerita yang disuguhkan tak sesuai dengan kondisi sosial ekonomi Indonesia, apalagi masyarakat desa.
Sangat jarang, terdapat film atau sinetron yang menyentuh langsung kehidupan kaum jelata. Kaum yang mendominasi bangsa ini.
Berlatar keprihatinan ini, Komunitas Kedung Kebumen tahun ini kembali menggelar program Sinema Kedung Meng Desa-Desa (SKMDD). Kali ini adalah tahun kedua kelompok pegiat film pelajar Kebumen itu berkeiling memutar film. Bedanya, tahun ini, Komunitas Kedung juga memproduksi film pendek secara realtime di sela pemutaran film.
Advertisement
Adapun film yang akan diputar adalah film yang kekinian, berlatar kehidupan sosial sekitar sumber pehidupan masyarakat desa. Film-film ini menggambarkan kegiatan ekonomi dan sosial di tiga kondisi geografis itu. Ada kelompok masyarakat yang bertani, beternak, dan memelihara ikan. Tiga kondisi geografis berbeda menjadi latar film yang diproduksi secara khusus untuk diputar di program SKMMD.
Baca Juga
Ketua Komunitas Kedung, Puput Juang Restu Aditia mengatakan, pelajar dari tiga sekolah di Kebumen, saat ini telah selesai memproduksi film pendek dengan mengangkat tema, sawah, waduk, dan pantai. SMK Negeri 1 Karanggayam membikin film dengan tema sawah, SMK Negeri 1 Gombong tema waduk, dan SMK Negeri 1 Kebumen mengangkat tema pantai.
"Saat ini, mereka sedang memasuki tahap pascaproduksi untuk kemudian diputar dan didiskusikan perdana pada Sabtu siang, 28 Oktober 2017 di Bioskop Pepustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Kebumen," ucap Restu kepada Liputan6.com, yang ditulis, Selasa, (31/10/2017).
Ia menjelaskan, produksi film pendek pelajar Kebumen diawali workshop yang digelar selama tiga hari pada 11-13 Agustus 2017 di SMK Negeri 1 Karanggayam. Workshop dan produksi film pelajar difasilitasi Cinema Lovers Community (CLC) Purbalingga. Sementara untuk pemutaran ke desa-desa yang rencananya digelar pada 29 Oktober–5 November 2017, difasilitasi Sangkanparan Cilacap.
"Kerjanya keroyokan. Bekerja sama dengan komunitas lain juga," dia menambahkan.
Sementara, Direktur CLC Purbalingga Bowo Leksono, para pelajar dari ketiga sekolah di Kabupaten Kebumen itu melakukan praproduksi sekitar dua bulan di tengah kesibukan sekolah dan pengalaman produksi film pendek yang minim.
Menurut dia, produksi film berlatar kehidupan sosial masyarakat Kebumen yang mewakili kondisi geografis berbeda amat menarik. Sebab, hal ini merupakan potret kehidupan masyarakat sesungguhnya.
"Produksi ini melibatkan kerja-kerja komunitas film dari Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Cilacap yang tergabung dalam Jaringan Kerja Film Banyumas (JKFB)," kata Bowo.
Program SKMDD Komunitas Kedung tahun ini mendapat dukungan dari Program Bantuan Masyarakat Film Pusat Pengembangan Film (Pusbang Film) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI tahun 2017.
Saksikan video pilihan di bawah ini: