Kisah Penyelamatan Rumah Tenggelam Milik Mister Keraton

Rumah tenggelam milik seorang Mister Keraton Surakarta itu berusia sezaman dengan Perang Diponegoro, yakni berdiri pada 1824.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 18 Des 2017, 08:00 WIB
Diterbitkan 18 Des 2017, 08:00 WIB
Kisah Penyelamatan Rumah Tenggelam Milik Mister Keraton
Rumah tenggelam milik seorang mister Keraton Surakarta itu nyaris rata dengan tanah saat proyek perluasan lahan parkir berlangsung. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Solo - Sebuah foto tergantung di ruang tengah rumah joglo yang berciri atap lebih pendek di bagian depan. Foto tersebut menampilkan wajah lelaki berbaju beskap dengan penutup kepala tinggi. Dari pakaiannya, ia bisa disimpulkan seorang ningrat yang diduga bergelar Mister, sebutan bagi seorang pengacara pada masa pendudukan Belanda.

Kepala Bank Indonesia Perwakilan DKI Jakarta Doni P Joewono mengatakan, foto yang gambarnya sudah menguning itu ditemukan di dalam rumah tenggelam tersebut. Disebut tenggelam karena tiga perempat bagian rumah itu pernah terendam banjir sekitar 1964.

Akibat banjir yang rutin datang ke rumah yang berlokasi di kawasan Kampung Baru, Pasar Kliwon, Solo itu, rumah tersebut akhirnya ditinggalkan si pemilik. Rumah dibiarkan tak terawat dan miring hingga nyaris rata dengan tanah saat Bank Indonesia berencana memperluas lahan parkir.Rumah tenggelam milik seorang mister Keraton Surakarta itu berusia nyaris sezaman dengan Perang Diponegoro, yakni berdiri pada 1824. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)"Bangunannya enggak terawat. Tapi setelah diteliti, rumah itu ternyata sudah berusia ratusan tahun. Diperkirakan dibuat sekitar 1824, hampir sezaman dengan Perang Diponegoro," kata Doni di Solo, Jumat, 15 Desember 2017.

Berangkat dari temuan itu, ia kemudian mengajukan ke BI pusat agar rumah tersebut dipertahankan, bahkan direstorasi. Alasannya, rumah tersebut bernilai historis tinggi. Ahli restorasi digandeng untuk mengembalikan rumah tenggelam ke bentuknya semula.

 

Tak Bisa Sempurna

Kisah Penyelamatan Rumah Tenggelam Milik Mister Keraton
Rumah tenggelam milik seorang mister Keraton Surakarta itu nyaris rata dengan tanah saat proyek perluasan lahan parkir berlangsung. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Melihat posisi rumah tersebut, Doni memperkirakan Sang Mister adalah pengacara Keraton Surakarta. Lokasi rumah memang menghadap ke arah Keraton, tidak terlalu jauh dari pintu masuk dekat benteng. Gerbang utama juga menghadap Keraton.

"Jadi, sewaktu-waktu dipanggil, dia bisa segera menghadap," kata Doni.

Proyek restorasi rumah seluas kira-kira 500 meter itu tak mudah. Kondisi kayu sudah kusam dan mulai lapuk dimakan usia. Apalagi, tidak ada penghuni yang merawat rumah tersebut selama berpuluh tahun.

"Rumah itu mulai direnovasi sekitar tahun 2010. Biaya renovasinya sekitar Rp 300 juta, tidak terlalu banyak untuk masa itu," ucap Doni.

Setelah dua tahun berjalan, restorasi rumah selesai dilakukan. Proyek restorasi tersebut mengembalikan nyaris seluruh bagian rumah ke kondisinya semula. Hanya saja, furnitur yang diletakkan di dalamnya adalah furnitur baru.

Rumah tenggelam kemudian dinamai Griya Krida Lumaksa dan dijadikan tempat menerima tamu yang ingin merasakan suasana santai di rumah bergaya arsitektur Jawa. Lokasinya dekat parkiran belakang Bank Indonesia Perwakilan Solo.

Sosok Misterius Mister

Kisah Penyelamatan Rumah Tenggelam Milik Mister Keraton
Rumah tenggelam milik seorang mister Keraton Surakarta itu berusia nyaris sezaman dengan Perang Diponegoro, yakni berdiri pada 1824. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Proyek restorasi itu berhasil mengembalikan kayu penyangga yang sudah kusam menjadi kinclong bak kayu baru. Pintu-pintu berukir dipelitur sehingga kembali mengkilat. Pada ambang pintu itu tertera angka-angka yang berbeda sebagai penunjuk tahun pembuatan.

"Mungkin maksud angka yang berbeda itu karena rumah ini tidak dibangun hanya dalam satu waktu. Ada renovasi, penambahan, pintunya ditambahi lagi," kata Doni.

Selain bangunan utama yang memiliki teras sebagai ruang tamu dan ruang tengah sebagai ruang keluarga, ada pula bangunan di samping kanan berlantai dua. Menurut Doni, bangunan tersebut dulunya digunakan sebagai tempat membuat kain di lantai dasar dan tempat jemur di lantai dua.

"Bangsawan dulu kalau butuh kain itu ya dia buat sendiri. Jadi, mereka buat batik di lantai bawah, lalu dijemur di atas," ujarnya.

Kini, bangunan samping itu digunakan sebagai kantor. Selain dua bangunan itu, tak ada lagi bangunan tempat keluarga tidur. Itulah yang menjadi kekurangan dari rumah tenggelam.

"Di belakang ruang tengah itu seharusnya tempat tidur keluarga, tapi sejak direstorasi, bagian itu sudah tidak ada. Jadi, tetap saja bangunan ini enggak sempurna," katanya.

Pekerjaan rumah lainnya adalah mendapatkan kisah lengkap latar belakang Sang Mister, pemilik awal rumah tenggelam itu. Pasalnya, nama Sang Mister belum juga terungkap, termasuk kepastian profesi Mister itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya