Puncak Gereja yang Tenggelam Jadi Saksi Bisu Kejamnya Pemerintah

Gereja serta rumah penduduk desa di sekitarnya ditenggelamkan karena pemerintah ingin mendirikan perusahaan tambang

oleh Sulung Lahitani diperbarui 09 Jun 2017, 14:00 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2017, 14:00 WIB
Puncak Gereja yang Tenggelam Jadi Saksi Bisu Kejamnya Pemerintah
Doc: Amos Chapple

Liputan6.com, Jakarta - Pada tahun 1970-an, lembah Geamana di Rumania adalah sebuah desa indah yang dikelilingi gunung dan bukit. Di sana hanya terdapat satu gereja tempat warga beribadah.

Pada musim semi 1977, prospektor yang dikirim oleh diktator komunis Nicolae Ceausescu mendatangi Geamana dan memerintahkan warga untuk pindah, karena di lembah tersebut akan dibangun sebuah tambang tembaga. Warga diberikan kompensasi untuk rumah mereka dan sekitar 300 keluarga mencari tempat tinggal baru walau masih ada yang bertahan di sana.

Tambang tembaga yang kemudian dinamai Rosia Poieni menjadi tambang tembaga terbesar kedua di Eropa dan mempekerjakan sekitar 500 orang. Pemerintah kemudian membangun bendungan untuk menutup lembah Geamana dan mengalirkan sisa penambangan ke tempat tersebut.

Cairan menghitam mulai dialirkan ke daerah tersebut. Hasil dari flotasi buih, sebuah proses yang digunakan oleh sebagian besar tambang tembaga, mulai mengubah lembah yang indah itu menjadi abu-abu.

Limbah tersebut menenggelamkan Geamana. Danau limbah itu terus meningkat dengan ketinggian satu meter setiap tahunnya. Seiring dengan sisa limbah tambah, beberapa bagian lingkungan di tempat tersebut juga berubah merah karena asam tambang.

Namun, tidak semua penduduk desa pindah. Sekitar 20 warga memilih tetap bertahan di tempat kelahiran mereka tersebut. Mereka hanya menyingkir ke tempat yang lebih tinggi.

"Aku menghabiskan masa kecilku bermain kuda di sini. Tapi kini semuanya hilang," ujar Maria Prata, wanita berusia 70 tahun yang masih bertahan di sana.

"Desa ini hancur sekarang. Meski akhirnya orang-orang memiliki pekerjaan, tapi pemerintah mengingkari janji mereka untuk memindahkan kuburan nenek moyang kami," tambah dia seperti dilansir dari Bored Panda.

Saat dimintai keterangan, Nicolae Turdaen, manajer umum tambang Rosia Poinei mengaku tak tahu apa-apa tentang kuburan yang sedang tenggelam. Sementara itu, salah satu aktivis lingkungan mengklaim perusahaan pertambangan pernah berusaha menghancurkan puncak gereja dan sisa-sisa desa tersebut,  tetapi tak berhasil.

Kini puncak gereja tersebut menjadi saksi bisu kekalahan orang-orang miskin yang terpaksa mengalah karena bisnis. Dengan semakin meningkatnya danau, dipastikan sisa-sisa terakhir desa itu akan lenyap selamanya.*

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya