Ritual Ekstrem Suku Bugis Pedalaman Obati Wasir, Berani Coba?

Suku Bugis mengobati wasir dengan menggunakan wadah batu bata yang dipanaskan di dalam api hingga berubah warna menjadi kemerahan.

oleh Eka Hakim diperbarui 29 Jan 2018, 07:00 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2018, 07:00 WIB
Wasir
Batu bata merah jadi median pengobatan sakit wasir Foto: (Eka Hakim/Liputan6.com)

Liputan6.com, Maros - Ambeien atau wasir merupakan penyakit yang tidak mematikan. Namun penyakit yang terjadi karena disebabkan oleh gangguan pelebaran pembuluh balik (vena) pada dubur itu sangat mengganggu aktivitas bagi penderitanya.

Penyakit ini pada umumnya diderita oleh orang yang kerap menghabiskan aktivitas dengan duduk sehingga terjadi pembengkakan pada bibir duburnya.

Dalam ilmu kedokteran, penyakit wasir tersebut dapat dicegah dengan cara membiasakan minum air putih sebanyak mungkin setiap harinya. Selain itu juga bisa dengan mengonsumsi makanan berserat seperti sayur dan buah serta melakukan gerak badan untuk menstimulasi buang air besar.

Namun bagi mereka yang punya nyali ingin mencoba ritual pengobatan tradisional pun tak ada salahnya. Salah satunya ritual pengobatan unik dan sedikit ekstrem yang diyakini oleh masyarakat suku Bugis-Makassar yang ada di daerah pedalaman khususnya dalam mengobati sakit wasir tersebut.

Ritual pengobatan sakit wasir yang diyakini masyarakat suku Bugis Makassar dikatakan sedikit ekstrem, karena menggunakan wadah batu bata yang dipanaskan di dalam api hingga berubah warna menjadi kemerahan.

Batu bata yang telah berubah warna menjadi kemerahan dan berasa sangat panas itu, lalu dibungkus oleh kain basah dan dijadikan tumpuan duduk bagi penderita sakit wasir yang terbilang cukup parah.

"Penderita wasir tentunya dituntun oleh sanro (dukun) saat duduk diatas batu bata yang panas itu dengan doa-doa," kata Andi Norma (54) warga Desa Minasabaji Dalam, Kecamatan Bantimurung Kabupaten Maros, Sulsel itu kepada Liputan6.com, Minggu, 28 Januari 2018.

 

 

Disertai dengan Doa

Wasir
Batu bata merah jadi median pengobatan sakit wasir Foto: (Eka Hakim/Liputan6.com)

Meski batu bata sangat berasa panas, namun, kata Norma, penderita wasir yang telah dituntun dengan doa-doa oleh sanro, merasa tak panas. Karena selain sakit wasir dan panas batu yang bertabrakan, doa-doa yang dibacakan sanro juga cukup membantu menghilangkan sakit selama proses pengobatan berlangsung.

"Tapi semuanya tergantung keyakinan bagi penderita wasir yang menjalani ritual pengobatan tersebut," jelas Norma.

Bagi penderita wasir yang telah menjalani ritual pengobatan, diakui Normal, insyaallah akan sembuh total tanpa mengalami sakit wasir kembali.

"Kekuasaan Allah juga berlaku disini. Insyaallah kalau sudah diobati akan sembuh dan sakit tak kembali lagi. Tapi itu tadi memang harus ada nyali bagi penderitanya," ujar Norma.

 

 

Mulai Ditinggalkan

Apakah Wasir Selalu Ditandai dengan Benjolan?
Apakah Wasir Selalu Ditandai dengan Benjolan?

Meski diyakini sangat mujarab, namun tak semua masyarakat Bugis Makassar yang berada di pedalaman khususnya di desa tempat tinggalnya itu menggunakan ritual pengobatan wasir warisan leluhur suku Bugis Makassar tersebut.

Karena kata Norma, selain cukup menantang, keberadaan dunia kedokteran saat ini cukup memadai hingga ke daerah pedalaman.

"Tapi masih tetap ada yang melestarikannya. Meski jumlahnya tak banyak. Yah tergantung keyakinan saja," Norma menandaskan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya