Top 3 Berita Hari Ini: Lagi, Emak-Emak Jadi Korban Buaya di Sungai Batanghari

Top 3 Berita Hari Ini, seorang emak-emak bernama Hofsah sebelumnya hilang hingga ditemukan tak bernyawa di Sungai Batanghari. Korban meninggal usai diterkam dan diseret buaya saat tengah mand

oleh Bangun SantosoMuhamad RidloGaloeh Widura diperbarui 25 Feb 2018, 23:53 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2018, 23:53 WIB
Serangan Buaya di Jambi
Jasad korban ditemukan sudah tak utuh. (Foto: Dok. Polres Tebo/B Santoso)

Liputan6.com, Jambi - Top 3 Berita Hari Ini, Sungai Batanghari di Sumatera Barat kembali geger dengan penemuan jasad perempuan paruh baya yang anggota tubuhnya tak lagi utuh. Dua tangan hilang, bagian perut bawah serta kaki juga hilang. 

Sebelumnya, seorang emak-emak bernama Hofsah hilang hingga ditemukan tak bernyawa di sungai. Korban meninggal usai diterkam dan diseret buaya saat tengah mandi dan mencuci di pinggir Sungai Batanghari.

Apakah buaya penghuni Sungai Batanghari kembali meminta korban?

Kabar duka lainnya datang dari korban longsor di Purbalingga, Jawa Tengah. Acara khitanan sang anak yang harusnya dipenuhi dengan suka cita, mendadak sirna setelah bukit di belakang rumah setinggi lebih dari 15 meter longsor menghantam tembok dan masuk ke dalam rumah.

Empat malaikat kecil, yang tengah dikhitan pun meninggal dunia akibat tertimbun tanah. Saat itu, mereka tengah berada di dalam kamar.

Berikut berita terpopuler dalam Top 3 Berita Hari Ini: 

1. Dalam Seminggu, 2 Perempuan Jadi Korban Buaya Sungai Batanghari

Tim SAR, polisi, TNI bersama warga berhasil menemukan korban yang mengapung di sungai dan diduga akibat diserang buaya. (Foto: Dok. Polres Tebo/B Santoso)

Provinsi Jambi dihebohkan dengan hilangnya seorang perempuan berumur 53 tahun bernama Hofsah karena diseret buaya di Sungai Batanghari. Kali ini, jasad seorang emak-emak lainnya ditemukan tak utuh dan diduga kuat akibat serangan predator sungai itu.

Korban kali ini bernama Samsidar, wanita berumur 66 tahun warga Desa Malako Intan, Kecamatan Tebo Ulu, Kabupaten Tebo.

Perempuan tua itu dinyatakan hilang saat berada di sungai sejak Rabu, 21 Februari 2018, sekitar pukul 15.00 WIB. Ia diduga hilang setelah diserang buaya di Sungai Batanghari.

Peristiwa itu dibenarkan Kapolres Tebo, AKBP Budi Rachmat melalui Kapolsek Tebo Ulu, Iptu Razali. Kedua tangannya hilang, bagian perut ke bawah hingga kaki juga hilang.

Selengkapnya... 

2. Detik-Detik Kematian Tragis 4 Bocah Purbalingga Usai Syukuran Sunatan

Rumah korban longsor Purbalingga (Liputan6.com / Galoeh Widura)

Rumah siswa kelas 3 SDN Jingkang, Kecamatan Karangjambu, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah ramai didatangi keluarga dan tetangga, pada Jumat malam, 24 Februari 2018. Hari ini dua di antaranya akan di khitan.

Hari itu, di luar hujan turun cukup deras dan sesekali petir menyambar memecah suasana hening. Pukul 21.05 WIB, berlangsunglah 30 detik tragedi memilukan. Dentuman keras merambat cepat dari belakang rumah Faul. Bersamaan suara itu, listrik padam, gulita menyelimuti Dusun Pule.

Tanah bukit belakang rumah setinggi lebih dari 15 meter longsor menghantam tembok dan merangsek masuk ke dalam rumah. Pemuda yang duduk di bagian belakang ruang tengah tertimpa tembok.

Jeritan dan panik melanda seisi rumah dan wilayah RT 3 RW 4 tersebut. Solihin (45) ayah kandung Faul yang berada di ruang depan dan mereka yang selamat langsung menolong orang-orang yang tertimpa material.

Selengkapnya... 

3. Aksi Hidup Mati Ayah Selamatkan Anak dalam Longsor

Empat korban dalam longsor Jingkang, Purbalingga. (Foto: Liputan6.com/Dinkominfo Purbalingga/Muhamad Ridlo)

Sukimin mengernyitkan dahi ketika pelan-pelan berpindah posisi duduk. Kaki dan tubuh warga Desa Jingkang Kecamatan Karangjambu, Purbalingga ini, masih terasa sakit.

Namun, rasa sakit di tubuh luarnya itu tak seberapa dibandingkan duka dan sakitnya kehilangan sang buah hati, Abdul Rouf (10), dalam tragedi longsor Kamis malam (22/2/2018) di kediaman Solikhin, tetangga yang juga masih terhitung kerabatnya.

Mereka baru saja selesai berdoa bersama menjelang hajat keluarga Solikhin yang akan mengkhitankan dan menikahkan dua anaknya.

Keceriaan itu berubah menjadi hiruk pikuk kepanikan kala tiba-tiba tanah menjebol tembok belakang dan samping rumah. Gemuruh tanah beserta puing yang terbawa longsor menerobos ruang utama.

Erangan kesakitan dari orang yang terluka mengiang. Sekilas, dilihatnya, ayah dan kerabatnya menggapai minta tolong. Dalam kegelapan, tatapan matanya tertuju pada kamar di mana anaknya tidur.

Selengkapnya...

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya