Liputan6.com, Banjarnegara - Jumat (23/3/2018) siang, cuaca di Kota Banjarnegara, Jawa Tengah, cerah berawan. Tak ada angin kencang maupun hujan lebat seperti beberapa hari terakhir.
Sekitar pukul 10.50 WIB, arus lalu lintas di Jalan wilayah Koplak, Kota Banjarnegara sedang ramai-ramainya. Masyarakat dan pelajar hilir mudik berkendara.
Mendadak, tanpa embusan angin berarti, pohon akasia di trotoar tumbang, persis ketika dua siswi SMA Negeri 1 Banjarnegara, melintas dengan sepeda motor. Mereka pun jatuh tertimpa pohon tumbang berdiameter sekitar 50 sentimeter dan tinggi 10 meter ini.
Advertisement
Baca Juga
Peristiwa itu menyebabkan lalu lintas macet. Warga yang mendapati dua korban terkapar berupaya mengevakuasinya. Namun, kedua pelajar itu meninggal dunia di tempat.
Dua korban meninggal dunia tersebut adalah Nurdianti Fasya Akmallia (17), warga Kebutuh Jurang RT 02/RW 01, Kecamatan Pagedongan, Kabupaten Banjarnegara. Korban kedua adalah Elma Kartika Dewi (17), warga Kelurahan Argasoka RT 02/RW 10, Kecamatan Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara.
Relawan Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Banjarnegara, Didik Suhargiyanto mengatakan dua siswa SMA Negeri 1 Banjarnegara itu sebelumnya melintas ke arah timur, atau menjauh dari arah sekolah.
Namun, beberapa waktu kemudian mereka kembali ke arah sebaliknya. Saat melintas di tempat kejadian perkara (TKP) itu lah, mendadak pohon tumbang.
"Ya, di trotoar pohonnya doyong ke selatan. Di trotoar, robohnya ke selatan. Korbannya dua orang. Dua orang itu anak SMA semua, kelas tiga," ucapnya, saat dihubungi Liputan6.com.
Dugaan Penyebab Pohon Tumbang
Dia menjelaskan, saat itu di lokasi tak ada terpaan angin kencang. Meski ada angin, masih dalam kategori angin ringan.
Dia menduga akar pohon tak kuat menopang lantaran pernah dipotong saat pembangunan trotoar dan drainase beberapa tahun sebelumnya. Itu terlihat dari pohon yang terangkat dari bagian akarnya.
"Sepertinya, setelah besar pohonnya, akarnya tidak kuat menopang. Itu sudah doyong ke selatan. Saat ini, kan sedang angin, tetapi angin kecil, bukan angin ribut. Ya karena faktor akar," dia menjelaskan.
Saat ini, pemerintah setempat memang tengah memangkas dahan pepohonan yang dianggap sudah membahayakan di seantero kota Banjarnegara. Tetapi, pemangkasan belum menjangkau wilayah Koplak.
Kepolisian Banjarnegara mengolah Tempat Kejadian Perkara (TKP) insiden ini. Adapun dua korban telah diserahkan kepada keluarganya.
Beberapa hari terakhir ini, angin kencang disertai hujan lebat memang nyaris terjadi menyeluruh di Banyumas, Cilacap, Purbalingga hingga Kebumen. Rupanya hal itu dipicu oleh badai tropis Markus di Samudera Hindia selatan Jawa.
Advertisement
Awas Badai Markus
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BKMG) Pos Pengamatan Cilacap, Jawa Tengah pun mengeluarkan peringatan dini terjadinya gelombang tinggi di Samudera Hindia selatan wilayah Jawa Tengah.
Badai Markus memicu ketinggian gelombang hingga enam meter di samudera dan tiga meter di perairan pantai. Ketinggian gelombang ini berbahaya bagi perahu nelayan yang rata-rata berukuran kecil. Sebab itu, BMKG mengimbau agar nelayan sementara waktu ini tak melaut.
Dampak badai Markus juga memicu kecepatan angin di wilayah pesisir selatan jawa tengah. Meski tak terlalu signifikan, di Cilacap dan Kebumen, kecepatan angin berkisar antara 5-45 kilometer per jam. Adapun di Banyumas, Purbalingga dan Banjarnegara, kecepatan angin maksimal adalah 40 kilometer per jam.
Meningkatnya kecepatan angin ini diperkirakan juga lantaran munculnya awan cumulonimbus yang bersifat lokal. Kendati begitu, dampaknya bisa besar jika muncul puting beliung.
Pada Minggu, pengaruh badai Markus sudah semakin berkurang lantaran telah menjauh dari perairan Indonesia, menuju ke selatan tenggara dengan kecepatan 125 kilometer per jam. Saat itu, cuaca diperkirakan sudah kembali normal.
"Kalau sekarang posisinya ada di utara perairan Australia," ucap Rendy Krisnawan, Prakirawan BMKG Pos Pengamatan Cilacap.
BMKG juga mengimbau agar masyarakat mewaspadai kemungkinan cuaca ekstrem berupa hujan disertai angin kencang atau puting beliung. Pasalnya, pada masa pancaroba hingga Mei mendatang, diperkirakan bakal sering terjadi hujan lebat yang disertai angin kencang.
Saksikan video pilihan berikut ini: