Liputan6.com, Kendari - Tak banyak yang mengenal La Ode Manta (68) di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara. Pemijat yang memiliki 13 anak itu hidup bersama istrinya, Wa Ode Alumini, di Jalan Chairil Anwar, Kelurahan Puuwatu, Kota Kendari.
La Ode Manta mulai bekerja sebagai pemijat atau tukang urut sejak awal tahun 2000. Ia menimba ilmu di Kota Jakarta, sebelum menggeluti profesinya itu.
Namun, bukan profesinya yang membuatnya luar biasa. La Ode Manta ternyata juga seorang penyandang tunanetra. Keterbatasan fisik membuat dia memilih jalan hidup sebagai tukang pijat.
Advertisement
Ilmu memijat didapatkan dari sekolah khusus. Pria berkacamata itu menyebut, sejumlah mantan pejabat dan orang penting sering ke tempatnya karena puas dengan layanannya.
Baca Juga
Sebelumnya, sekitar tahun 1976, ia bekerja sebagai tenaga kontrak di Kantor PLN. Namun, perlahan penyakit katarak menggerogoti matanya saat baru memiliki seorang anak dengan istri pertamanya.
"Sempat diusahakan operasi, namun setelah itu mata saya perlahan tidak bisa melihat," ucap La Ode Manta, belum lama ini.
Hal yang membuat tak habis pikir, La Ode Manta ternyata memiliki empat istri. Tiga istrinya dinikahi saat dirinya sudah mengalami kebutaan.
"Iya, mereka semua hidup rukun, meski sekarang terpisah," ujar pria dengan potongan rambut pendek itu.
Tiga istrinya, Siti Nurbaya, Wa Nggawu, dan Wa Ane, kini tinggal di Kabupaten Muna. Memakan waktu tiga jam perjalanan dengan kapal laut dan sejam naik bus dari Kota Kendari untuk mencapai lokasi mereka.
Dari ketiganya, La Ode Manta dikaruniai 11 anak. Beberapa di antaranya sudah memiliki pekerjaan tetap di luar daerah. "Ada yang kerja di kementerian, ada yang kerja di perusahaan swasta nasional," kata pemijat tunanetra itu.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pernah Dapat Bantuan Rumah dari Wali Kota
Terdata sebagai warga kurang mampu di Kota Kendari, La Ode Manta sempat mendapat bantuan bedah rumah pada era kepemimpinan Asrun, Wali Kota Kendari yang kini menjadi tahanan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Rumah miliknya kini sudah dibuat permanen dengan tembok bata dan atap seng.
Sebelumnya, ia bersama dua istrinya tinggal di pondok berdinding papan. Kemungkinan, salah satu alasan rumahnya direhabilitasi karena pernah menjadi langganan salah seorang mantan pejabat pada masa itu.
"Memang, saya kadang dijemput mobil kalau ada yang butuh untuk dipijat," tutur La ode Manta.
Berkat bantuan bedah rumah, La Manta kini bisa dengan nyaman memijat pasiennya. Di kamar yang sudah berlantai semen sudah dilengkapi dengan air keran dan ranjang serta beberapa peralatan memijat.
Sekali pijat, La Ode Manta mematok Rp 50 ribu hingga Rp 70 ribu. Layanan ini untuk dua hingga tiga jam pijatan di sekujur tubuh. "Tapi, kalau ada orang datang karena sakit-sakit badan dan tidak punya uang, saya kasih gratis," ujarnya.
Advertisement
Rahasia Korek Api
Saat dipijat, salah seorang teman menanyakan apa rahasia seks La Ode Manta hingga bisa perkasa meskipun sudah tua. Awalnya, ia enggan bercerita, tapi akhirnya bisa terbuka.
Jangan terlalu tergesa-gesa saat memulai berhubungan badan. Sebab, perempuan umumnya tidak suka bisa diawali tergesa-gesa.
"Kalau buru-buru, baru dalam kondisi normal, pasti cepat selesai," katanya.
Satu cara pernah digunakannya dan mujarab, yakni bercinta tanpa banyak bicara. Jika perlu, gerakan tetap fokus, tapi pikiran di tempat lain.
"Kalau berpikiran dan terbawa nafsu, iya cepat selesai juga itu," ujarnya.
Kata pria yang mengaku bisa memuaskan keempat orang istrinya itu, dirinya menggunakan cara leluhur dan orang tua zaman dahulu. Dengan menggunakan batang korek api saat bercinta, trik ini terbukti berkali-kali ampuh.
Batang korek, diajarkan La Manta, sebelum digunakan, lebih dulu dipisahkan belerangnya. Bisa dengan mematahkan atau mengikis, agar tersisa tinggal batang kayu saja.
"Kemudian gigit itu batang korek api di antara gigi geraham. Tujuannya, agar barisan gigi atas dan bawah tidak bersentuhan saat sementara bercinta dengan istri," katanya.
La Ode Manta membeberkan, menurut ilmu yang dipelajarinya, jika kedua barisan gigi bertemu saat bercinta, pria akan cepat kalah dari pasangannya.
Apalagi, jika saat mengalami klimaks kedua barisan gigi atas dan bawah dirapatkan, maka dipastikan akan butuh waktu beberapa lama bagi pria untuk kembali bisa berhubungan dengan pasangannya.
Jadi, tujuan batang korek api sebenarnya untuk menjaga agar kedua barisan gigi tak bertemu. Bisa menggunakan kayu jenis lain, tetapi batang korek api lebih praktis.
"Saat menggigit batang korek api itu, usahakan biar klimaks, tetap digigit, Yakin dan percaya, untuk mengulang kedua kalinya tidak butuh waktu lama," katanya.
Memang agak berat pada awalnya. Namun, menurut La Ode Manta, jika sudah terbiasa akan menghasilkan seks yang dahsyat.