Liputan6.com, Kendari - Hujan deras tak berhenti mengguyur wilayah Sulawesi Tenggara, sejak Sabtu (23/6/2018) hingga Selasa (26/6/2018). Setelah Kabupaten Butona dan Konawe Kepulauan, giliran Kota Kendari dan Konawe Selatan direndam banjir.
Hujan yang tak berhenti selama 4 hari menyebabkan sejumlah wilayah di pinggiran sungai terendam hingga setinggi 2 meter. Tak bisa dihindarkan, sebanyak 150 rumah terendam banjir di Kota Kendari.
Sejumlah lokasi perumahan di pinggiran kota juga ikut terendam. Selain lokasinya rendah, saluran drainase yang kecil juga menjadi alasan utama penyebab banjir.
Advertisement
Tidak hanya itu, sejumlah wilayah di kos-kosan depan Universitas Haluoleo juga ikut terendam. Puluhan rumah kos ikut terkena banjir hingga setinggi lutut.
Baca Juga
Di Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan, sekitar 200 rumah ikut terendam banjir. Kebanyakan, warga yang berada di daerah rendah tak sempat menyelamatkan barang-barang berharga.
Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kendari, sebanyak 418 jiwa menjadi pengungsi. Warga sebanyak ini, berasal dari daerah pinggiran Kali Wanggu yang dikenal sering meluap pada musim hujan.
"Pengungsi tinggal di tenda, rumah mereka direndam air hingga 2 meter di pinggir kali Wanggu," ujar Kepala BPBD Kota Kendari, Suardin, Selasa (26/6/2018).
Sementara itu, di wilayah Kabupaten Konsel, belum ada tenda pengungsian. Warga korban banjir memilih tinggal di rumah keluarga.
"Di sana ada sekitar 200 lebih kepala keluarga, air datang cepat dan langsung merendam rumah warga saat hujan deras," ujar Kepala SAR Kendari, Djunaidi.
Humas SAR Kendari, Wahyudi mengatakan ada sekitar 750 warga yang mengungsi pada 2 kabupaten. Pihaknya bersyukur tidak ada korban jiwa atas bencana ini.
Kerugian diperkirakan mencapai miliaran rupiah. Selain merusak fasilitas umum dan rumah warga, banjir juga merusak lahan perkebunan dan persawahan warga siap panen.
*Pantau hasil hitung cepat atau Quick Count Pilkada 2018 untuk wilayah Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, Bali dan Sulsel. Ikuti juga Live Streaming Pilkada Serentak 9 Jam Nonstop hanya di Liputan6.com.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Jalan Putus, Warga Kekurangan Air Bersih
Warga di sekitar lokasi banjir yang akan memberikan bantuan menuju lokasi pengungsian warga korban banjir harus memutar jauh. Penyebabnya, akses jalan terputus oleh banjir setinggi 1 sampai 1,5 meter.
Malah, jalur bypass tidak dapat dilalui kendaraan roda dua dan empat. Air dari kali Wanggu merembes hingga ke jalan raya dan menghalangi akses.
Sejumlah warga pengungsi yang berada di pinggiran kali Wanggu juga mengalami kekurangan air bersih. Sejak meninggalkan rumah pada Senin (25/6/2018) siang, warga tidak sempat membawa barang-barang dan bahan makanan.
"Kami langsung lari ke atas jembatan, makanan sudah dikasi relawan. Tapi, air bersih untuk minum kurang sekali," kata Ruslan, warga Kali Wanggu.
Ratusan orang relawan yang tergabung dan beberapa organisasi masyarakat langsung menuju lokasi banjir. Relawan ini mendirikan tenda dan dapur umum bagi pengungsi korban banjir.
Posko relawan didirikan di antara tenda-tenda pengungsi di wilayah Kali Wanggu Kendari. Menyediakan makanan sejak Senin malam hingga Selasa pagi, menjadi aktivitas relawan selama 2 hari.
"Warga rata-rata punya makanan, namun kami tetap siaga. Air bersih sebenarnya menjadi masalah," ujar Indriyani, salah seorang relawan di lokasi banjir.
Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara dan Polres Kendari turun langsung ke lokasi korban banjir. Menyediakan perahu karet dan tenda pengungsi, Kapolda Sultra Brigjen Pol Irianto langsung menuju lokasi korban banjir di sejumlah titik di Kota Kendari.
"Kami berharap semua bersatu membantu para korban, aparat kami siaga dengan sejumlah fasilitas yang kami punya untuk membantu korban banjir," ujar Kapolda Sultra, Brigjen Pol Irianto.
Â
Advertisement