Mimpi Rendang 'Go International' Terganjal Ribuan Resep Turun-temurun

Untuk masuk bidang industri, rendang harus memiliki standar rasa. Padahal, hampir setiap keluarga membuat rendang dengan rasa yang berbeda-beda.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Jul 2018, 09:02 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2018, 09:02 WIB
Ilustrasi rendang.
Ilustrasi rendang. (Sumber Merdeka.com)

Liputan6.com, Padang - Rendang merupakan kuliner khas Sumatera Barat (Sumbar) yang kenikmatannya sudah diakui dunia. Namun, rendang harus memiliki standarisasi yang jelas agar bisa diekspor dalam jumlah besar ke berbagai negara.

"Standarisasi itu dari segi rasa, daging yang digunakan hingga teknologi pengemasan agar tahan lama," kata Heri Nofiardi, Kepala Biro Perekonomian, di Padang, Senin (9/7/2018), dilansir Antara.

Ia mengatakan itu terkait besarnya potensi kuliner rendang untuk komoditas ekspor karena telah dikenal sebagai salah satu makanan terenak di dunia versi situs berita CNN.

Heri mengatakan variasi rasa rendang daging di Sumbar sangat banyak. Hampir semua nagari (desa) memiliki rasa rendang yang khas, belum lagi dihitung rendang yang menggunakan resep keluarga secara turun-temurun.

Pada satu sisi, varian yang banyak itu merupakan sebuah kekayaan budaya yang patut disyukuri dan banggakan. Wisatawan yang datang bisa disuguhi beragam varian hingga tidak menjadi bosan.

Namun pada sisi lain, terutama untuk bidang industri, hal itu bisa menjadi kendala karena tidak ada standar yang jelas untuk masing-masing varian rendang itu.

Padahal, untuk skala industri, hal itu sangat penting. Rendang premium, medium, dan biasa harus jelas standarnya hingga konsumen bisa memilih sesuai keinginan kan kebutuhan.

Selain itu usaha rendang masih dalam skala industri kecil (UMKM) atau rumahan, sehingga sulit untuk melayani pesanan dan jumlah besar.

"Bayangkan jika nanti ada pesanan dalam jumlah besar. Pesanan terpaksa dipenuhi oleh beberapa UMKM berbeda. Bisa-bisa dalam satu pengiriman, rasanya berbeda-beda hingga mengundang komplain dari konsumen," kata dia.

Heri mengatakan standarisasi itu akan menjadi salah satu pekerjaan rumah bagi Pemprov Sumbar dalam upaya mendorong perekonomian daerah.

"Rendang adalah potensi besar kita untuk ekspor, tinggal menetapkan standarisasinya. Kita akan fasilitasi pihak terkait untuk membicarakan hal ini," kata dia.

Rendang di Sumbar tidak hanya menggunakan daging sebagai bahan utama. Mengikuti perkembangan kuliner, rendang juga berkembang menggunakan berbagai jenis bahan lain seperti lokan (kerang), telur hingga ayam.

Berbagai jenis rendang itu salah satunya bisa didapatkan di salah satu destinasi wisata budaya Kota Payakumbuh, sekitar 180 kilometer arah Utara Kota Padang. Di lokasi itu berdiri kampung rendang yang telah menjadi salah satu ikon wisata kota tersebut.

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya