Keren, Mahasiswa ITS Surabaya Ciptakan Baterai dari Tomat

Tiga mahasiswa ITS Surabaya menciptakan baterai gel memanfaatkan sari buah tomat sebagai pengganti zat kimia berbahaya pada baterai.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Jul 2018, 07:01 WIB
Diterbitkan 09 Jul 2018, 07:01 WIB
6 Buah Untuk Cerahkan Kulit Anda
Ilustrasi foto buah tomat. (AFP PHOTO/JOEL SAGET)

Liputan6.com, Surabaya - Tiga mahasiswa Departemen Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, yakni Febrilia Agar Pramesti, Abduh Muharram Chairacita, dan Putri Augista Nur Azizah menciptakan baterai gel memanfaatkan sari buah tomat sebagai pengganti zat kimia berbahaya pada baterai.

Pengarah dari karya inovasi tersebut, Randy Yusuf Kurniawan mengatakan dalam komposisinya, baterai memiliki elektrolit (zat kimia) yang berbahaya bagi lingkungan, seperti litium dan timbal. Terlebih, jika zat tersebut bereaksi akan menimbulkan ledakan dan keracunan pada tubuh.

Buah tomat berasa asam tersebut diukur keasamannya melalui kadar vitamin C dan menghasilkan 10-40 miligram vitamin C per 100 gram tomat. "Tomat yang menjadi bahan uji adalah tomat mentah sampai masak dengan mengambil sari tomat terlebih dahulu dengan cara dijus kemudian diuji," ucapnya di Surabaya, Minggu, 8 Juli 2018.

Asam sebagai sumber proton, ketika bereaksi dengan elektroda menghasilkan elektron yang mengalir ke sirkuit luar, sehingga terjadi aliran listrik. "Tetapi, sari tomat tersebut masih berbentuk cairan, di mana elektrolit yang berupa cairan menghasilkan tegangan listrik yang kecil," ujarnya.

Alhasil, sebelum dirangkai menjadi baterai, sari tomat ditambahkan biopolimer berupa agarose untuk menjadi elektrolit berbentuk gel. Penambahan agarose mampu meningkatkan densitas atau kerapatan elektrolit. "Rapatnya elektrolit membuat nilai tegangan lisrtik menjadi tinggi," ujar mahasiswa Pascasarjana ITS asal Surabaya itu, dilansir Antara.

Sementara itu, ketua tim kelompok, Febrilia Agar Pramesti mengatakan bahwa tegangan listrik yang dihasilkan dan diperoleh, yakni 1 volt dengan memberikan perlakuan melalui perbandingan volume sari tomat dan agarose encer sebesar 1:2. Sedangkan untuk agarose encer sendiri dibuat dengan melarutkan biopolimer agarose ke dalam air dengan perbandingan volume 1:3.

"Nilai tegangan 1 volt yang dihasilkan itu hanya dalam skala kecil. Bisa jadi jika dilakukan scale up atau pembesaran skala volume, tegangan listrik pada baterai gel ini akan lebih besar," katanya.

Baterai gel dari buah tomat ini juga dinilai tim mampu menghasilkan tegangan dan arus yang sangat stabil. "Kami menjalankan baterai selama 30 menit, tegangannya menjadi 0,985 volt, hanya selisih 0,015 volt saja, selisih ini sangat sulit diperoleh pada penelitian baterai umumnya," ujar Febri.

Melalui inovasi ini pun, tim berharap baterai gel dari buah tomat ini bisa digunakan oleh masyarakat sebagai baterai yang ramah lingkungan. Serta, mampu mengantarkan timnya untuk lolos bertarung di ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-31 yang bakal digelar pada Agustus mendatang di Yogyakarta.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya