Liputan6.com, Kupang - Masa jabatan Gubernur NTT, Frans Lebu Raya dan Wakil Gubernur, Benny Litelnoni berakhir pada 16 Juli 2018. Untuk mengisi kekosongan tersebut, Kemendagri melantik Robert Simbolon sebagai Penjabat Gubernur NTT Selasa, 17 Juli 2018.
Robert tiba di Kupang, Rabu, 18 Juli 2018, sekitar pukul 12.30 Wita. Masa kepemimpinan kurang lebih dua bulan tersebut, membuat Simbolon harus bekerja keras.
Advertisement
Baca Juga
Salah satu program utamanya adalah, menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPMJ) sesuai janji politik Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih Viktor Bung Tilu Laiskodat dan Joseph Naisoi (Viktory-Joss).
"Saya akan melakukan hal itu sesuai janji politik gubernur terpilih. Penyusunan RPMJ sudah harus dilakukan jangan sampai kepemimpinan sudah berjalan RMPJ belum siap," kata Robert di Rumah Jabatan Gubernur NTT, Rabu, 18 Juli 2018.
Dia mengatakan, jabatan sebagai penjabat hanya masa transisi. Namun, ada berapa tugas penting. Di antaranya, pelaksanaan pemerintahan, khususnya pelayanan terhadap masyarakat agar pemerintahan berjalan baik.
"Penyelenggaraan politik tahun 2019 harus berjalan dengan baik,” jelasnya.
Sebelumnya Robert menjabat sebagai Deputi Bidang Pengelolaan Batas Wilayah Negara BNPP RI. Dia kemudian dilantik oleh Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo sebagai Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Pesan Terakhir Gubernur NTT
Sebelumnya, menjelang akhir masa jabatannya pada 16 Juli 2018, Gubernur NTT Frans Lebu Raya menyampaikan terima kasih dan meminta maaf kepada seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Pemerintah Provinsi NTT.
Apalagi, para ASN telah mendukung Lebu Raya dalam melaksanakan tugas pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kemasyarakatan.
"Saya juga memohon maaf jika dalam masa kepemimpinan saya terdapat hal-hal yang tidak berkenan di hati saudara-saudara sekalian," ucapnya, Senin, 25 Juni 2018.
Dia menjelaskan, menjelang masa jabatannya, ada banyak sorotan miring ditujukan kepadanya lewat media sosial. Meski demikian, ia mengaku sebagai pemimpin harus menerima sorotan itu.
"Saya tidak tahu siapa yang mengirim tulisan lewat media sosial itu. Tetapi, selama ini, saya dengan wakil gubernur, Pak Benny Litelnoni, bekerja dengan ikhlas untuk membangun daerah ini," ujarnya.
Menurutnya, NTT dari waktu ke waktu terus berubah dengan terus membenahi diri, merancang program-program yang baik guna kepentingan kesejahteraan rakyat dan kemajuan NTT. Provinsi NTT sekarang, dibandingkan dengan awal kepemimpinannya tahun 2008, sudah mengalami kemajuan pesat.
"Saya punya keyakinan bahwa program sehebat apa pun dari seorang pemimpin tidak akan bisa berjalan dengan baik, manakala pelaksana tidak dapat melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab," katanya.
Karena itu, menurut Lebu Raya, sejak awal ia ingin memperbaiki kesejahteraan ASN dengan memberikan tunjangan kesejahteraan. "Kita berbicara efisiensi, tapi juga harus mempertimbangkan efektivitas," imbuhnya.
Walaupun banyak orang mengakui NTT belum maju, menurut dia, harus optimistis daerah ini akan maju. Jika tidak setuju dikatakan daerah ini maju, maka boleh diakui bahwa daerah ini ada perubahan. Kalau tidak disebut kemajuan, sebut saja perubahan.
"Coba bandingkan NTT di tahun 2008 dengan NTT sekarang ini. Jangan membandingkan NTT dengan Provinsi Jawa Timur. Coba bandingkan NTT 10 tahun dan lima tahun lalu dengan NTT saat ini. Ada kemajuan atau tidak," kata Lebu Raya.
Ia pun berpesan kepada seluruh ASN untuk jangan berkecil hati dengan adanya berbagai sorotan miring. Namun, tetap bekerja keras, bekerja ikhlas dan bekerja tulus membangun NTT.
Adapun Frans Lebu Raya menjadi Gubernur NTT selama 10 tahun (dua periode) sejak 16 Juli 2008 hingga 16 Juli 2018. Sebelumnya, ia sempat menduduki jabatan sebagai Wakil Gubernur NTT periode 2003-2008.
Jabatan lain yang pernah didudukinya adalah Wakil Ketua DPRD NTT selama empat tahun. Frans Lebu Raya secara total berkecimpung dalam lingkup Pemprov NTT selama 19 tahun.
Sebagai mantan aktivis LSM dan aktif sebagai Ketua PDIP NTT, Frans Lebu Raya telah menyatu dengan masyarakat NTT pada umumnya dan ASN lingkup Pemprov NTT. Karya dan jasanya selama 19 tahun dalam membangun provinsi kepulauan ini menuju ke arah perubahan dan kemajuan yang berarti, memang patut mendapat apresiasi.
Advertisement