Berkah Melimpah Warga Pamekasan Saat Musim Kemarau

Di Pamekasan, kemarau panjang justru bukan musibah malah menjadi berkah. Suparto, 60 tahun, bahkan berharap kemarau bisa lebih lama.

oleh Musthofa Aldo diperbarui 14 Okt 2018, 07:02 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2018, 07:02 WIB
Petani Garam Jeneponto Batal Rasakan 'Bulan Madu'
Harga garam yang tinggi semanis bulan madu justru tak bisa dirasakan sama sekali oleh petani garam di Jeneponto. (Liputan6.com/Ahmad Yusran)

Liputan6.com, Pamekasan - Sejumlah dusun di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, mengalami kekeringan atau kesulitan air. Malah jumlahnya semakin bertambah. Semula, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan mencatat ada 308 dusun terdampak, namun sampai Oktober 2018 bertambah jadi 315 dusun.

"Ada tambahan 7 dusun yang kesulitan air bersih," kata Koordinator Tim Reaksi Cepat, BPBD Pamekasan, Budi Cahyono, Sabtu (13/10/2018).

Tujuh dusun itu tersebar di dua desa, yakni Desa Pamoroh, Kecamatan Kadur dan Desa Waru Barat, Kecamatan Waru. Dengan tambahan dua desa ini total desa yang kekeringan di Pamekasan sebanyak 80 desa dan tersebar di 13 kecamatan.

Meski meluas, BPBD Pamekasan belum akan menambah jadwal distribusi bantuan air bersih dengan mobil tangki. Distribusi tetap berjalan sesuai jadwal yang telah ditentukan.

"Armada dan personil kami terbatas, lagi pula, BMKG memprediksi Oktober ini kemarau akan diselingi hujan sesekali," ucap Budi.

Namun di desa Lain di Pamekasan, kemarau panjang justru bukan musibah malah menjadi berkah. Ini diutarakan Suparto, 60 tahun, petani garam Desa Pademawu. Malah dia berharap musim kemarau bisa lebih lama.

Dia menuturkan, banyak keuntungan saat kemarau panjang bagi petani garam. Pertama, waktu panen garam jadi lebih singkat. Dimana satu petak ladang garam, bisa panen dua hingga tiga kali. Sinar matahari yang menyengat membuat garam cepat mengkristal.

"Sekarang ini, dua minggu garam sudah bisa dipanen. Kalau cuaca tidak bagus, panen hanya sebulan sekali," ujar dia.

Keuntungan kedua, panen garam melimpah. Dia menggambarkan, dari ladang garam miliknya seluas 20X70 meter persegi, biasanya hanya menghasilkan 5 ton garam. Namun kini, sekali panen bisa mencapai 9 ton.

"Harga garam sekarang juga lagi bagus, kemarau panjang membuat kwalitas garam sangat baik," tanpa merincikan nominalnya.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi kemarau panjang tahun ini akan berlangsung lebih lama hingga Nnovember mendatang.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya