Jembatan Penghubung Roboh, Aktivitas 2 Desa di Aceh Barat Lumpuh

Jembatan penghubung antar Desa Babah Lhung dan Desa Alue Keumang, Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat roboh.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Des 2018, 20:02 WIB
Diterbitkan 12 Des 2018, 20:02 WIB
Ilustrasi banjir (iStock)
Ilustrasi banjir (iStock)

Liputan6.com, Aceh Barat - Jembatan penghubung antar Desa Babah Lhung dan Desa Alue Keumang, Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat roboh dan ambruk terseret derasnya arus Krueng Sungai Meureubo.

Kepala Desa Alue Keumang, Zulkifli yang dihubungi dari Meulaboh, Rabu, mengatakan tidak ada korban jiwa saat peristiwa tersebut, karena tidak ada warga yang melintas serta kejadiannya pada Selasa (11/12) sekitar pukul 20.00 WIB.

"Akibatnya jembatan roboh dan kerangkanya hanyut dibawa arus. Saat ini kami terisolir dan listrik padam karena di jembatan itu ada kabel listrik untuk dialiri ke masyarakat dari desa seberang," jelasnya seperti dikutip dari Antara.

Dalam dua desa itu terdapat 120 kepala keluarga (KK) dengan 575 jiwa, jembatan tersebut terhubung dari Desa Menuang Kinco tujuan Desa Alue Keumang dan Desa Babah Lhung, Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat.

Bencana tersebut sudah berdampak terhadap aktivitas sosial ekonomi serta pendidikan anak-anak warga dari dua desa seberang, meski pun ada jalan alternatif lain tetapi harus menempuh perjalanan yang cukup jauh untuk menuju desa seberang.

Jembatan gantung tersebut dibangun 2015, berukuran panjang 1,2 meter dengan lebar 1,5 meter, kontruksi terbuat dari bahan besi, baja dan lantainya terbuat dari papan kayu, selama ini menjadi jalan penghubung antardesa menyeberangi sungai.

"Permasalahan yang sangat krusial saat ini adalah tidak ada listrik, bagaimana warga bisa tinggal dalam gelap saat malam nanti. Aktivitas kantor desa tidak bisa berjalan dan guru sekolah dari desa seberang akan sulit datang ke SD Alu Keumang," keluhnya.

Kejadian tersebut telah dilaporkan kepada pemerintah atasan untuk ditindak lanjuti, sebab masyarakat di kawasan pedalaman tersebut sudah sangat letih hidup dalam ancaman bencana, terutama banjir hingga akses jalan yang masih terbatas.

Zulkifli menyebutkan saat ini aktivitas masyarakat dari dua desa yang hendak ke pusat pemerintahan kecamatan mau pun ke Meulaboh, Ibu Kota Kabupaten sangat terganggu, warga berharap segara adanya penanganan dari pemerintah.

"Kami berharap dibangun jembatan yang permanen dengan kontruksi yang lebih baik. Demikian juga jaringan listrik, jangan sampai lama-lama diperbaiki karena masyarakat sudah sangat terganggu karena bencana ini," terangnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Aceh Barat, Bukhari yang dikonfirmasi menyampaikan telah melaporkan peristiwa itu kepada pimpinan dan segera ditindak lanjuti. 

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya