Liputan6.com, Garut Menggunakan bahasa sunda keseharian warga, Siti Hardijanti Rukmana atau mbak Tutut, mengajak ratusan emak-emak Garut, Jawa Barat untuk memilih partainya, dalam pemilu 17 April mendatang.
Safari politik yang dilakukan untuk pemenangan capres nomor urut dua, dilakukan dua pejabat teras partai Berkarya di Garut hari ini. Selain Mbak Tutut, hadir pula adiknya Mamiek Soeharto, keduanya memang kerap mengulang kenangan indah zaman pemerintahan Orde Baru yang dipimpin Soeharto, selaku bapaknya.
"Kumaha waktosna, sae sadayana emak-emak di Garut? Abdi mah sehat sadaya, jagjag waringkas, (Bagaimana kabarnya, apakah baik semua ibu-ibu di Garut ? Kami semua sehat)," ujar Tutut ke seluruh peserta jalan sehat, akhir pekan kemarin.
Advertisement
Tutut yang menyampaikan orasi politik menggunakan bahasa campuran sunda-Indonesia, menyampaikan masa keemasan yang pernah disajikan saat orde berkuasa, saat itu semua kebutuhan pokok masyarakat, tercukupi dengan harga terjangkau.
"Makanya bantuin kita-kita ya emak-emak, kami akan bantu ibu-ibu apabila partai kami menang," ujar dia dalam janji politiknya.
Baca Juga
Menurut Dia, rakyat Indonesia membutuhkan kesetabilan ekonomi, salah satunya harga bahan pokok yang terjangkau masyarakat, seperti era Presiden Soeharto berkuasa.
"Masih inget gak dengan pak Harto ? "Inget," ujar warga. "Masih inget gak dengan bu Tien (Tien Soeharto)? Ujar Tutut, yang dijawab sejurus kemudian dengan ungkapan serempak "Ingat" semua peserta yang hadir.
Untuk itu, keluarga Cendana istilah lain anak dan keturunan Presiden Soeharto, membuat partai Berkarya sebagai kendaraan politik mereka, dalam upaya mewujudkan kembali era dan cita-cita orde baru. "Pak Harto itu sangat perhatian rakyat loh," ujar dia kembali mengingatkan masyarakat.
Tutut berharap, dengan dukungan kenangan memori indah masa orde baru di masyarakat Garut, capres nomor urut dua Prabowo-Sandiaga Uno, serta Partai Berkarya, mampu mendapatkan mandat amanat rakyat pileg dan pilpres 17 April mendatang.
"Nanti kalau pulang ke rumah, jangan lupa nomor dua presidennya, nomor tujuh partainya," kata dia.
Jualan Prestasi Soeharto
Bagi masyarakat Garut, serta rakyat Indonesia yang lahir dibawah tahun 1990-an, sosok Presiden Soeharto dengan orde barunya, memang identik dengan keamanan dan stabilitas ekonomi bagi masyarakat.
"Siga pisan dengan bu Tien (Sama dengan ibu Tien Soeharto)," ujar Rani, (40), salah satu warga Garut Kota, menunjuk sosok Mbak Tutut yang tengah berorasi di atas panggung.
Menurutnya era Soeharto memberikan banyak kenangan bagi masyarakat,Bahkan peserta lomba jalan sehat REDO (Rerencangan Donny Kusumah) itu, tak menampik mengakui peran besar Presiden Soeharto dalam menjalankan roda perekonomian negara saat itu.
"Harga beras murah terjangkau, minyak dan kebutuhan lain juga tersedia," ujar emak-emak Garut ini bangga.
Hal yang sama diakui Ida, salah satu pedagang di bilangan SOR Ciateul, tempat dilangsungkannya kegiatan tersebut, mengaku jika kesejahteraan dan kemudahan ekonomi lebih terasa oleh masyarakat, saat Soeharto berkuasa. "Jauh (lebih terasa) sih, harga-harga kebutuhan pokok lebih murah dan terjangkau," ujarnya.
Namun meskipun demikian, saat diminta dukungannya untuk memilih Partai Berkarya dan capres nomor urut dua, dengan sedikit malu ia enggan menyebutkannya. "Kalau soal dukungan nanti saja ya," ujar dia sedikit malu, menutup pembicaraan, tanpa menyebut dumungan iya atau tidak.
Endang Rushendar, Ketua DPD Partai Berkarya Garut menyatakan, melihat atmosfir masyarakat yang datang, ia optimis mampu meraih dukungan terbanyakan masyarakat Garut. "Target kami minimal 1 Fraksi di DPRD Garut," ujar dia.
Dengan dukungan yang besar sebagai basis suara partai Golkar, serta ingatan masyarakat terhadap masa indah jaman Presiden Soeharto di Garut, partainya mampu meraih hasil optimal. "Insyaalloh bisa, tiap dapil reaksi dari masyarakat bagus luar biasa," ungkap dia.
Seperti diketahui, kabupaten Garut sejak lama telah menjadi lumbung suara partai Golkar. Partai besutan orde baru itu, kerap mendulang suara terbanyak, saat pelaksanaan pileg diangsungkan. Dengan modal itu, Partai Berkarya mampu mengulang kesuksesan saat ini.
Bahkan saat pilpres 2014 lalu, capres Prabowo-Hatta Rajasa, yang didukung Golkar, mendapatkan suara terbanyak hingga 70 persen, meninggalkan raihan suara Presiden Jokowi-Jusuf Kalla.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Advertisement