Liputan6.com, Malang - Gunung Bromo sedang menggeliat, ditandai dengan keluarnya asap bercampur abu vulkanis di dalam kawah. Namun, 'batuk' gunung berapi purba itu tak menyurutkan minat wisatawan untuk datang berkunjung.
Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) mencatat, pada Rabu, 20 Februari 2019, ada 408 wisatawan nusantara (wisnus) dan 23 wisatawan mancanegara (wisman) berkunjung. Jumlah pelancong di Gunung Bromo itu tak jauh berbeda dengan sehari sebelumnya.
"Masih banyak kemarin, tapi hanya selisih empat orang saja. Ini menunjukkan situasi tetap kondusif," kata Humas BB TNBTS, Ponco Supriyandogo di Malang, Rabu, 20 Februari 2019.
Advertisement
Baca Juga
Sebelumnya, Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Bromo mencatat ada erupsi pada Senin dan Selasa lalu. Selama dua hari itu, kolom kawah mengeluarkan asap kecokelatan disertai material abu setinggi 600 meter. Terekam intensitas tremos tipis 0,5–1 milimeter.
Status gunung suci bagi masyarakat Suku Tengger itu juga tak berubah, tetap pada level waspada. Sesuai rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), zona aman dari kawah ada dalam radius 1 kilometer.
"Pengunjung harus selalu mematuhi aturan itu, tak boleh mendekat ke kawah demi keselamatan," ujar Ponco.
Pesona Gunung Bromo selalu mampu menarik ratusan ribu wisatawan tiap tahunnya. Pada 2017, tercatat ada 623.895 wisnus dan 23.568 wisman. Wisata Gunung Bromo ini menghasilkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) lebih dari Rp 21 miliar.
Sedangkan, pada 2018 lalu angka kunjungannya ada 828.247 wisnus dan 24.769 wisman. PNPB yang diterima lebih dari Rp 27 miliar. Fakta ini menegaskan gunung yang masuk wilayah Malang, Probolinggo, dan Lumajang ini menjadi salah satu tujuan favorit untuk berpelesir.
Â
Simak video pilihan berikut ini: