Liputan6.com, Semarang - Gabungan antara passion dan spiritual akan menghasilkan kesungguhan yang dahsyat. Keikhlasan berbuat itulah yang mengantarkan Irwan Hidayat, direktur PT Sido Muncul Tbk diakui perannya dalam banyak hal. Salah satu pengakuan didapat dari Universitas Negeri Semarang (Unnes) yakni memberikan penghargaan Upakarti Reksa Bhumimandala penghargaan pelestarian lingkungan dengan reputasi seluruh dunia.
Unnes dikenal sebagai universitas konservasi. Selain Irwan Hidayat, penghargaan Anugerah Konservasi kepada dua tokoh lain yakni Anne Avantie (desainer), dan Prof Dr Pratikno Msoc Sc (Mensegneg).
Anugerah Konservasi ini diserahkan oleh Rektor Unnes Prof Dr Fathur Rokhman MHum saat peringatan Dies ke 54 Unnes di kampus Sekaran, Sabtu (30/3/2019). Prof Pratikno memperoleh Upakarti Buddhipurwaka Adisajjana penghargaan manusia utama yang memberi pembaharuan dan kesadaran. Sedangkan Anne Avantie dengan Upakarti Kanyaka Paramartha Adisajjana penghargaan perempuan penuh cinta kasih yang paling utama.
Advertisement
Baca Juga
Atas penghargaan ini Irwan Hidayat menyampaikan bahwa ia merasa tersanjung. Apalagi ia tak pernah mendedikasikan apa yang diperbuat untuk meraih penghargaan.
"Bagi saya, konservasi itu kan perawatan, pemeliharaan, dan pelestarian. Kalau jamu ya harus sejak hulu, yakni bahan baku, hingga hilir, yakni membentuk celah-celah pasar baru di seluruh penjuru dunia," kata Irwan kepada Liputan6.com.
Irwan kemudian bercerita bahwa ia memiliki perkiraan sampai puluhan tahun ke depan. Awalnya ia berpikir untuk bertahan butuh kepercayaan publik, maka kinerja difokuskan kesana.
"Kami membeli mesin-mesin canggih, melakukan riset, membangun laboratorium riset, dan bekerjasama dengan berbagai perguruan tinggi. Padahal saat itu regulasi tak mengharuskan, tapi kami melakukannya," kata Irwan.
Pelan-pelan ketika kepercayaan didapat, Irwan berpikir tentang keberlangsungan usaha. Maka ia menjalin pola kerjasama menggunakan dana CSR untuk mengajak kelompok-kelompok masyarakat menanam bahan baku jamu atau rempah-rempah.
"Saat itu petani nggak mau nanam rempah seperti jahe, kunyit dan lainnya karena tak ada jaminan pasar mau membeli. Nah, Sido Muncul memainkan ceruk itu. Antisipasi berikutnya adalah berkurangnya pasokan energio terbarukan," kata Irwan.
Untuk itu Sido Muncul memanfaatkan limbah sebagai sumber energi. Sehingga saat ini nyaris tak ada limbah yang terbuang. Semua dimanfaatkan.
"Entah menjadi energi, entah menjadi pupuk, semua kami lakukan agar jamu bisa bertahan," kata Irwan Hidayat.
Â
Data Tanaman Harus Ditambah
Dalam pidatonya, Irwan mengusulkan agar pemerintah menambah jumlah daftar tanaman yang berpotensi menjadi bahan baku obat. Saat ini pemerintah hanya mencatat sekitar 300 jenis tanaman obat saja.
"Data dan hasil penelitian yang kami terima, di seluruh Indonesia, sesungguhnya ada 28.000 jenis. Ini masih sangat kecil. Jika pemerintah membiayai dan menambah daftar tiap tahun 50 saja, dalam 10 tahun tanaman obat yang diakui sudah bertambah 500. Ini perlu dipikirkan," kata Irwan.
Lebih lanjut Irwan Hidayat menyampaikan resep keberhasilannya selama limapuluh tahun bersama tim Sidomuncul mengelola jamu Sidomuncul yang awalnya belum begitu maju namun dengan meraih kepercayaan masyarakat, pemerintah dan berbagai pihak akhirnya perusahaan jamu yang dipimpinnya bisa maju pesat dan diakui nasional serta internasional.
"Dalam bisnis niat baik menjadi hal terpenting. Bila niat kita baik maka akan punya banyak akal dan mendapat banyak manfaat. Dan kalau kita punya niat baik maka semua pihak akan mendukung," katanya.
Sementara itu dalam pidatonya Anne Avantie mengaku tidak paham tentang penghargaan yang ia terima. Ia kemudian bercerita, bahwa apapun jika dilandasi niat yang baik, pasti akan mendapat dukungan dari alam raya.
"Ijasah terakhir yang saya pegang adalah ijasah SMP. Tapi saya bangga bahwa dengan ijasah itu saya bisa mewarnai dan ikut menularkan semangat berkarya dan semangat berbuat baik. Jika berujung penghargaan, itu adalah bonus," kata Anne.
Simak video pilihan berikut:Â
Advertisement