Harimau Sumatera Sering Nongkrong Sore di Area Perusahaan Kayu Bengkulu

Pihak perusahaan membiarkan si harimau sumatera selagi tidak membahayakan.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 10 Apr 2019, 10:00 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2019, 10:00 WIB
Bayi Harimau Sumatera
Tiga anak harimau sumatera untuk pertama kalinya dilepas ke kandang terbuka di Kebun Binatang Toranga, Sydney, Jumat (29/3/2019). Tiga ekor anak harimau sumatera yang lahir dari indukan bernama Kartika itu untuk pertama kalinya muncul ke publik Australia. (PETER PARKS / AFP)

Liputan6.com, Bengkulu - Seekor harimau sumatera (Phantera tigris sumatrae) belakangan ini kerap muncul di areal konsesi Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) milik PT Anugerah Pratama Inspirasi (API) di wilayah Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu.

“Kawasan yang menjadi konsesi PT API itu adalah hutan produksi terbatas Lebong Kandis yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Kerinci Seblat yang merupakan habitat harimau,” kata Kepala Seksi Air Rami Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung, Zirun di Bengkulu, Selasa (9/4/2019), seperti dilansir Antara.

Ia mengatakan kemunculan satwa langka dilindungi itu pertama kali dilaporkan oleh karyawan PT API melalui polisi kehutanan (polhut) Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Bengkulu. Dalam laporan itu disebutkan bahwa hampir setiap sore harimau tersebut muncul di tepi jalan poros yang dilintasi karyawan perusahaan saat bekerja.

Zirun menambahkan bahwa lokasi terdekat dari titik kemunculan harimau adalah camp pekerja PT API dan desa transmigran Tanjung Harapan, sehingga warga diimbau untuk waspada.

“Kami terus berkoordinasi dengan Polhut yang bertugas di sekitar konstis PT API sehingga kemunculan harimau ini tidak berpotensi membahayakan baik untuk pekerja PT API maupun untuk harimau,” ucapnya.

Petugas dari BKSDA Resor Air Rami lanjut dia terus memantau situasi untuk beberapa hari ke depan. Jika ada potensi konflik maka tim akan segera turun ke lokasi.

Ia menambahkan bahwa relokasi satwa terancam punah itu baru bisa dilakukan bila tingkat ancaman baik terhadap manusia maupun harimau semakin tinggi.

“Kalau situasi terkendali kita cukup mengawasi dan memastikan harimau dan manusia aman karena wilayah itu adalah habitatnya atau rumahnya harimau sumatera,” katanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya