Liputan6.com, Cilacap - Pulau Nusakambangan terkenal sebagai pulau kematian. Beberapa eksekusi terpidana mati terakhir di Indonesia memang dilakukan di pulau yang disebut sebagai Alcatraznya Indonesia ini.
Sejak zaman kolonial, Pulau Nusakambangan memiliki penjara-penjara yang memiliki pengamanan super maksimum. Di tempat ini, dibui narapidana-narapidana berkategori khusus.
Bahkan kini Nusakambangan memiliki dua lapas khusus untuk terpidana berisiko tinggi. Lapas Batu sebagai penjara khusus gembong narkoba, adapun Lapas Pasir Putih memiliki blok khusus narapidana terorisme.
Advertisement
Baca Juga
Di dua penjara itu, napi berbahaya ditempatkan di sel khusus, satu orang satu sel (one person one cell). Mereka dikagetorikan berbahaya lantaran berpotensi mengulang kejahatan yang sama, atau bahkan mengoperasikan kejahatan dari dalam sel.
Pendek kata, Nusakambangan adalah narasi pengamanan lapas mendekati ideal. Lapas dipastikan steril dan benar-benar putus dari dunia luar.
Tetapi, tentu saja napi tak kehilangan hak-haknya sebagai Warga Negara Indonesia (WNI). Misalnya, hak memilih pada Pemilu 2019 mendatang.
Komisi Pemilihan umum (KPU) Cilacap mendirikan sembilan Tempat Pemungutan Suara (TPS) di enam lapas tertutup dan lapas terbuka yang ada di Nusakambangan. Dari sembilan sembilan TPS itu, ada TPS yan bersifat bergerak atau mobil.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Pengamanan Petugas TPS
“Di Lapas Batu itu kan satu orang satu sel, jadi petugas dan kotak suaranya yang mendatangi sel,” ucap Ketua KPU Cilacap, Handi Tri Ujiono, Rabu, 10 April 2019.
Perlakuan khusus untuk kemungkinan juga akan diterapkan di lapas lain yang juga berpengaman maksimum, yakni Lapas Pasir Putih. Tentu, petugas TPS akan dikawal oleh petugas keamanan lapas dan polisi.
“Tetap dengan prosedur standar di Nusakambangan,” ujarnya.
Handi mengungkapkan, di lapas lainnya, TPS akan dibuat seperti biasa. Napi akan mendatangi TPS dan menunaikan hak pilihnya.
Diketahui, selain Lapas Batu dan Lapas Pasir Putih, di Nusakambangan ada enmap lapas tertutup lainnya, melipui Lapas Besi, Narkotika, Kembang Kuning dan Permisan.
Selain itu ada satu lapas lain, yakni Lapas Terbuka. Lapas Terbuka adalah lapas khusus untuk para napi yang sudah mendekati masa pembebasan atau bersifat minimum security.
“Logistik nanti ikutnya Cilacap Selatan. Didistribusikan H-1 pemungutan suara,” dia menerangkan.
KPU) Kabupaten Cilacap mulai Rabu ini mulai mengirimkan logistik Pemilu 2019 ke gudang Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) di wilayah terjauh dari kota kabupaten. KPU mengirimkan logistik ke kecamatan Dayeuhuhur dan Majenang.
Advertisement
TPS-TPS Terjauh
Bersama dengan Kecamatan Wanareja, Dayeuhluhur dan Majenang menjadi kecamatan terjauh di Kabupaten Cilacap, dengan jarak lebih dari 100 kilometer. Kecamatan Dayeuhluhur juga berada di wilayah pegunungan sehingga menjadi prioritas pengiriman logistik.
“Kalau distibusi kita sedang menyelesaikan pengepakan, tapi yang untuk pertama itu yang terjauh kecamatan, Dayeuhluhur dan Majenang itu yang pertama, dari desa dan kelurahan, hari ini, Mas,” dia mengungkapkan,
Selain alasan jarak, pengiriman logistik ke wilayah terjauh juga dilakukan untuk mempermudah operasional gudang KPU Cilacap. Sebab, saat ini gudang KPU kabupaten telah penuh sehingga logistik perlu dipindah ke gudang PPK.
“Gudang KPU sudah overload, jadi nanti tidak mempersulit saat pembongkaran, begitu,” ujarnya.
Selain wilayah-wilayah terjauh, KPU Cilacap juga memperlakukan secara khusus wilayah dengan medan pengiriman logistik tersulit, yakni Kampung Laut. Khusus Kampung Laut, logistik tetap akan disimpan di gudang KPU kabupaten dan baru akan didistribuikan menjelang hari H Pemilu 2019 mendatang.
Sejalan dengan pengiriman logistik, petugas KPU hari ini juga masih menyelesaikan pengepakan logistik Pemilu untuk wilayah-wilayah lainnya. Diketahui di Cilacap ada sebanyak 5.869 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yan tersebar di 284 desa/kelurahan.
“Ya kita nanti akan memprioritaskan daerah tersulit, terjauh maksudnya. Kampung Laut, karena setting di kantor KPU, di kabupaten, jadi nanti cuma mampir sebentar di kecamatan, kemudian langsung didistribusikan ke desa,” dia menerangkan.