Liputan6.com, Bandung - Tim Tanggap Darurat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi memaparkan sejumlah faktor penyebab tanah longsor di Kota Cimahi, Jawa Barat.
Menurut ahli dari Penyelidik Bumi PVMBG, Yunara, gerakan tanah di Ciawitali Selatan, Kelurahan Citeureup, pada Jumat (26/4/2019) sekitar pukul 19.30 WIB terjadi saat hujanturun lebat.
Ia mengatakan, jenis gerakan tanah berupa longsoran bahan rombakan dengan arah N160Ëš E pada lereng dengan tinggi 12 m leter kemiringan 35Ëš sampai dengan > 40Ëš.
Advertisement
"Faktor penyebab yaitu tanah pelapukan berupa lempung pasiran yang bersifat porous berwarna coklat tua, ketebalan 2-3 meter di atas batu pasir mengandung tuf," kata Yunara kepada Liputan6.com, Sabtu (27/4/2019).
Baca Juga
Adapun bidang lemah, kata Yunara, berupa kontak antara tanah pelapukan dengan batuan dasar yang jenuh air. Selain itu, Yunara mengatakan, kemiringan lereng yang terjal sampai sangat terjal dengan kemiringan antara 35° sampai lebih dari 40°.
Beban masa tanah yang meningkat dan pelunakan tanah akibat penjenuhan. Yunara juga menyebutkan, faktor penyebab longsor di wilayah tersebut karena sistem drainase yang kurang baik dan mengalir ke arah lahan kebun.
"Air yang mengalir dan tertampung di kebun membentuk genangan. Menurut keterangan penduduk, saat kejadian air melimpah dengan deras ke arah lereng yang bergerak. Curah hujan yang tinggi sebagai pemicu gerakan tanah," paparnya.
Seperti diketahui, sebuah rumah di kawasan Ciawitali, Kota Cimahi, hancur diterjang longsor tebing setinggi 30 meter pada Jumat (26/4/2019).
Saat longsor melanda, ada delapan orang dalam satu keluarga tertimbun dan terjebak reruntuhan rumah. Dua orang tewas. Sementara enam lainnya berhasil diselamatkan dan telah dirawat di rumah sakit.
Diduga longsor dipicu hujan deras yang membuat tanah tebing labil. Para penghuni rumah yang berada di sekitar lokasi longsor juga diungsingkan untuk menghindari longsor susulan.
Saksikan video pilihan berikut ini: