Saat Ulama hingga Cendekiawan Cirebon Menolak Pengerahan 'People Power'

Seruan dan ajakan menolak gerakan people power semakin gencar hingga mendapat respon para tokoh agama dan ormas Islam di Cirebon Jawa Barat.

oleh Panji Prayitno diperbarui 21 Mei 2019, 08:00 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2019, 08:00 WIB
Saat Ulama, Habaib Hingga Cendekiawan Cirebon Menolak People Power
Hasil Multaqo Ulama Habaib cendekiawan muslim hingga pimpinan ormas Islam di Kabupaten Cirebon sepakat menolak people power dan mengajak masyarakat tidak ikut aksi tersebut. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - - Upaya menolak pengerahan people power semakin gencar dilakukan tokoh masyarakat dan agama di Kabupaten Cirebon.

Salah satunya dengan menggelar pertemuan atau Multaqo antara ulama, habaib, pimpinan pondok pesantren hingga cendekiawan muslim di Kabupaten Cirebon. Dari hasil pertemuan tersebut, mereka sepakat menolak Aksi 22 Mei 2019.

"Ini sebenarnya tindak lanjut dari Multaqo di tingkat provinsi para ulama di Jawa Barat khususnya Cirebon mulai menegaskan diri bersikap menolak pengerahan people power," kata Pengurus MUI Kabupaten Cirebon KH Mukhlisin Muzari, Senin (20/5/2019).

Dia memastikan Cirebon sudah kondusif setelah momentum Pemilu 2019 berjalan lancar. Bahkan, para ulama, habaib, hingga ormas Islam di Cirebon semakin intens bertemu.

Dia mengakui, dalam pertemuan tersebut para ulama fokus membahas gejolak masyarakat tentang ajakan people power. Dia menegaskan, dari hasil pertemuan tersebut, masyarakat mengurungkan niat untuk ikut dalam gerakan people power.

"Persoalan yang ada hubungannya dengan hasil Pilpres atau Pileg yang sekarang masih diproses KPU tinggal tunggu saja kalau protes ada jalurnya. Kami berharap warga apabila pimpinannya bertemu dan hidup rukun maka masyarakat juga ikut rukun," kata dia.

Dia memastikan masyarakat Kabupaten Cirebon kondusif dan dapat menjaga keutuhan NKRI. Sehingga dapat hidup rukun dan menjadikan Indonesia lebih damai.

"Jangan menimbulkan keresahan di masyarakat hanya karena kepentingan politik. Kami di Cirebon sudah kondusif, sudah rukun," kata dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Negeri Damai

Saat Ulama, Habaib Hingga Cendekiawan Cirebon Menolak People Power
Hasil Multaqo Ulama Habaib cendekiawan muslim hingga pimpinan ormas Islam di Kabupaten Cirebon sepakat menolak people power dan mengajak masyarakat tidak ikut aksi tersebut. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Pengasuh Ponpes Kempek Cirebon KH Mustofa Aqil Siraj mengatakan, agenda Multaqo ini memiliki arti merawat kerukunan masyarakat Indonesia khususnya Cirebon.

Dia mengatakan, geraan people power tersebut tidak mungkin terjadi jika tidak ada yang memotori. Mustofa meyakini gerakan tersebut adalah bagian dari skenario besar.

"Ya kami sudah tahu skenario besar itu apa dan tidak bisa disampaikan di sini yang jelas kami sudah siap menghadapi jika itu terjadi," kata dia.

Pada kesempatan tersebut, Mustofa meminta masyarakat bersyukur karena telah menjadikan Indonesia sebagai negara yang majemuk. Indonesia berdiri karena peran dari berbagai kelompok melalui konsensus membuat dasar negara yaitu Pancasila.

Dari hasil konsensus tersebut, dia mengatakan Indonesia adalah negara Darussalam bukan Darul Islam. Darussalam, kata Mustofa memiliki arti negeri perdamaian.

"Siapa pun penduduk Indonesia yang mengaku memiliki rasa cinta terhadap NKRI maka sekaranglah waktunya tampil sebagai bagian dari komitmen kecintaan kita terhadap negara dan jasa pendahulu kita," sebut Mustofa.

Saksikan video pilihan berikut ini: 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya