Liputan6.com, Yogyakarta Yogyakarta menjadi salah satu destinasi wisata bagi para pelancong, sehingga tidak mengherankan jika timbul kemacetan di Yogyakarta. Tidak terkecuali saat libur Lebaran, wisatawan domestik memilih kota ini sebagai tempat untuk berlibur dan alhasil nyaris di setiap sudut kota padat kendaraan.
Namun, siapa sangka jika ternyata wisatawan bisa ikut membantu meminimalkan kemacetan di Yogyakarta dengan mengikuti tips sebagai berikut.
1. Hindari Titik Rawan Macet
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengenali titik-titik rawan macet. Penumpukan volume kendaraan biasanya terjadi di Jalan Malioboro, Jalan Kaliurang, Jalan Gejayan, Jalan Solo, Jalan Laksda Adisutjipto, dan Stadion Kridosono.
Advertisement
Baca Juga
"Agar waktu liburan tidak habis di jalan, sebisa mungkin hindari titik rawan macet," ujar Yetti Martanti, Sekretaris Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Minggu (2/6/2019).
2. Berangkat Pagi
Apabila berencana pergi ke tempat wisata yang sedang hits, sebaiknya wisatawan berangkat lebih pagi. Pukul 05.30 WIB menjadi waktu yang ideal karena jalan masih sepi dan udara segar.
Pertimbangan lainnya, berangkat pagi juga bisa mencegah terjebak di antrean kendaraan yang mengular di objek wisata, seperti daerah pantai di Gunung Kidul dan Bantul, Tebing Breksi, Malioboro, Kaliurang, dan sebagainya.
Selain menghindari kemacetan di Yogyakarta, berangkat lebih pagi juga memberi keuntungan lain. Sejumlah tempat wisata yang Instagramable justru semakin indah ketika dinikmati saat matahari terbit, seperti Kebuh Buah Mangunan.
Simak video pilihan berikutÂ
Angkutan Umum
3. Gunakan Angkutan Umum
Cara lain untuk menghindari kemacetan di Yogyakarta bisa dilakukan dengan memanfaatkan moda transportasi umum. Memakai kendaraan pribadi membuat wisatawan rentan stres menghadapi padatnya lalu lintas.
"Dengan kendaraan umum, wisatawan bisa beristirahat dan melakukan kegiatan lain saat terjebak macet," ucap Yetti.
Terlebih, saat ini di Yogyakarta juga sudah ada fasilitas sepeda melalui Jogja Bike yang bisa dimanfaatkan wisatawan untuk mengeksplorasi sudut-sudut kota.
4. Reuni di Tempat Nongkrong
Berlibur ke Yogyakarta juga bisa menjadi ajang reuni, terutama bagi wisatawan yang pernah tinggal di kota ini untuk belajar. Alternatif tempat nongkrong berupa kedai kopi dan kafe pun kian beragam.
Sejumlah ruas jalan yang banyak dipenuhi tempat nongkrong, antara lain, Kotabaru, Sagan, Timoho, Taman Siswa, Demangan, dan Prawirotaman.
"Bertemu dengan teman lama sembari nongkrong juga bisa menjadi cara menghindari kemacetan di Yogyakarta," kata Yetti.
Â
Advertisement
Magnet Yogya
Yogyakarta masih menjadi magnet destinasi wisata di Indonesia. Yetti menilai orisinalitas Yogyakarta menjadi salah satu alasan kuat.
Sebagai kota yang masih kental dengan kebudayaan, Yogyakarta juga dikenal sebagai Kota Pelajar. Banyaknya pelajar dari seluruh provinsi yang mengenyam pendidikan di sini membuat Yogyakarta menjadi miniatur Indonesia.
"Ini juga jadi kekuatan bagi wisata, sebab pelajar maupun mahasiswa yang pernah belajar di Yogyakarta, akan merasakan rindu untuk bernostalgia di kota ini, dan itu yang membuat mereka berkunjung ke Yogyakarta," ujarnya.
Menurut Yetti, tempat wisata baru yang bermunculan dan menjadi hits juga menjadi salah satu kekuatan Yogyakarta. Ditambah lagi dengan aneka kuliner, mulai dari yang tradisional, modern, hingga gabungan keduanya yang sudah tidak terhitung jumlahnya.
"Mencari tempat penginapan di Yogyakarta juga sangat mudah, selain hotel berbintang, kemunculan hotel budget serta layanan semacam Airbnb memudahkan wisatawan mencari kamar seusai dengan kondisi keuangannya," ucapnya.Â