Liputan6.com, Jakarta - Perjalanan mudik Lebaran kerap memakan waktu lama. Perjalanan jauh ditambah macet membuat para pemudik terpaksa duduk dalam waktu lama di kendaraan.
Istirahat di sela mudik menjadi hal yang amat penting lantaran bagi sebagian orang, duduk terlalu lama bisa meningkatkan risiko tromboemboli. Menurut dokter sekaligus pakar kesehatan global Dicky Budiman, tromboemboli adalah penggumpalan darah di pembuluh darah kaki.
Baca Juga
“Risiko tromboemboli atau penggumpalan darah di pembuluh darah kaki pada orang-orang tertentu ini dapat terjadi kalau duduk terlalu lama tanpa peregangan. Bahkan dapat meningkatkan potensi stroke atau emboli paru terutama bagi orang dengan risiko penyakit kardiovaskuler,” jelas Dicky lewat pesan suara yang diterima Health Liputan6.com, Rabu (26/3/2025).
Advertisement
Guna menurunkan risiko tromboemboli saat mudik Lebaran, Dicky menyarankan untuk istirahat setiap tiga jam sekali.
“Tips yang bisa saya sampaikan supaya aman dan sehat, pertama bagi pengendara istirahat setiap dua atau tiga jam sekali untuk meregangkan tubuh, tidur sejenak. Kalau bisa, gantian nyetirnya dan kalau merasa sudah ngantuk, cari tempat untuk istirahat,” saran Dicky.
Selama dalam kendaraan, pengemudi dan penumpang harus duduk secara nyaman dan ergonomis agar tidak cepat lelah.
“Kemudian, hindari konsumsi obat-obatan yang bisa menyebabkan kantuk. Misalnya minum obat supaya tidak mabuk perjalanan atau obat flu, itu bisa menyebabkan kantuk, jadi hindari, atau jangan nyetir dulu kalau mau minum itu. Kecuali kalau penumpang ya enggak masalah,” ucapnya.
Pastikan Tubuh dalam Keadaan Optimal
Dicky menambahkan, baik pengemudi maupun penumpang harus memastikan bahwa kondisi tubuh sedang dalam keadaan prima sebelum mudik.
“Jadi enggak ada keluhan sakit, demam, atau perasaan tidak nyaman yang lainnya. Kalau ada, ya jangan dipaksakan pergi, harus istirahat dulu bahkan konsultasi ke dokter,” katanya.
Agar tubuh tetap bugar saat mudik, maka sebelum berangkat perlu istirahat yang cukup. Tidur minimal 7 atau 8 jam sebelum perjalanan supaya tidak kelelahan.
“Untuk menghindari microsleep yang se-per-sekian detik saja bisa memicu kecelakaan,” ucapnya.
Advertisement
Cukupi Asupan Nutrisi
Selain memastikan tubuh dalam keadaan prima, asupan nutrisi juga jadi hal penting yang perlu jadi perhatian.
“Konsumsi makanan bergizi terutama yang kaya protein dan serat, kurangi yang sifatnya karbo, tinggi gula atau glikemik indeksnya tinggi misalnya minuman berpemanis. Hindari gula, garam, dan harus cukup minum air putih untuk mencegah dehidrasi,” saran Dicky.
Olahraga Fisik Ringan
Dicky juga menyarankan untuk olahraga fisik ringan dengan peregangan sebelum berangkat. Ini dinilai dapat membantu melancarkan sirkulasi darah.
Cek Kesehatan Terutama Bagi Kelompok Berisiko
Bagi kelompok berisiko tinggi seperti lanjut usia (lansia), ibu hamil, memiliki komorbid, maka disarankan untuk cek kesehatan sebelum mudik.
“Konsultasi dengan dokter, pastikan obat ada dan siap serta kondisi stabil,” ujar Dicky.
Waspada Penurunan Konsentrasi
Tak lupa, Dicky mengingatkan para pemudik untuk waspada pada potensi terjadinya penurunan konsentrasi.
“Yang namanya mudik, perjalanan jauh, itu bisa menyebabkan kelelahan fisik dan mental. Tentu pada gilirannya berisiko menurunkan kemampuan refleks dan konsentrasi, apalagi kalau nyetir.”
Penurunan konsentrasi cukup berbahaya dan berisiko karena bisa menyebabkan kecelakaan. Kelelahan dapat dipicu nyetir terlalu lama tanpa istirahat.
“Kalau di Australia, dua atau tiga jam itu harus berhenti (nyetir) apalagi kalau bawa kendaraan bus atau truk. Kalau tidak berhenti, dendanya tinggi. Jadi usahakan untuk tidur sejenak untuk meningkatkan lagi konsentrasi. Karena kalau konsentrasi turun, nyetirnya bisa melambat dan meningkatkan risiko kecelakaan,” paparnya.
Advertisement
