Liputan6.com, Gorontalo - Perkembangan teknologi pertanian yang semakin modern tidak serta merta membuat petani jagung di Gorontalo meninggalkan praktik bertani tradisional. Petani jagung di Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango misalnya. Mereka masih percaya cara bertani yang organik.
Selain hanya menggunakan pupuk kandang dan tidak pakai bahan kimia untuk mengusir hama, mereka juga punya cara unik untuk menghasilkan buah jagung yang manis.
Petani jagung di Gorontalo kerap menggunakan kemenyan sebagai pemanis jagung. Caranya, kemenyan dibakar di lahan jagung setiap pagi saat fajar terbit.
Advertisement
Baca Juga
Para petani jagung percaya hal itu bisa membuat tanaman jagung mereka tidak dimakan hama, selain juga dapat meningkatkan rasa manis pada jagung saat dipanen muda.
Umar Otane, seorang petani jagung di Gorontalo kepada Liputan6.com mengatakan, cara tak biasa itu sudah dilakukan sejak dulu dan sebagian besar petani masih melakukannya hingga saat ini.
"Meski sudah banyak tatacara pebudiadaayan jagung, namun kami masih mengunakan cara tradisional yang diajarkan oleh nenek moyang kami secara turun temurun," ungkapnya, Minggu (9/6/2019). Meski sebenarnya, kata Umar, belum ada penelitian lebih lanjut soal benar atau tidaknya kemenyan bisa membuat jagung menjadi lebih manis saat dipanen.
"Kami tidak tahu mengapa kemenyan bisa menjadikan jagung tersebut menjadi manis saat dipanen muda, yang jelas selama kami ikuti cara ini, jagung kami manis saat dipanen muda," katanya.
Â
Â
Â