Liputan6.com, Muna - Di tengah perbukitan di Desa Liangkabori, Kecamatan Loghia, Kabupaten Muna, terdapat sebatang pohon kelor yang membuat geger warga. Entah apa penyebabnya, daun tanaman itu tiba-tiba berubah menjadi berwarna putih.
Padahal, tidak ada perubahan mencolok sejak ditanam sekitar 17 tahun lalu. Tiba-tiba, sekitar Februari 2019 daun kelor itu berubah menjadi putih sampai saat ini.
Pemilik kelor, Wa Ode Malimua, menceritakan awal mula daun kelor tersebut berubah menjadi berwarna putih susu. Dia mengungkapkan, saat itu pagi hari dia menyadari ada yang tak biasa dengan kelor miliknya.
Advertisement
"Daun dan tangkai pada salah satu batang kelor itu saya lihat berubah jadi berwarna putih. Saya potong, saya kira sakit. Ternyata tumbuh lagi dan tetap berwarna putih," ujarnya.
Tak mengetahui alasan kelor miliknya sudah berubah menjadi putih, dia hanya bisa pasrah. Padahal, daun kelor ini sudah menjadi sumber sayuran yang dikonsumsi puluhan tahun bersama keluarga.
"Bertahun-tahun saya berjualan daun kelor ini di pasar. Sekarang, saya tak berani," ujar Wa Ode Malimua.
Dia mengatakan, semenjak daunnya berubah warna dia tak menjual lagi. Padahal, dalam sebulan dia bisa menghasilkan sedikit tambahan biaya dari berjualan daun kelor
buat kehidupan keluarganya.
"Sekarang malah saya tak makan lagi kelor saya itu. Takut keracunan," ujarnya.
Â
Belum Ada Penelitian
Hingga saat ini, daun kelor yang berubah warna itu masih menjadi misteri dan perdebatan di antara warga. Hingga hari ini, warga hanya bisa menyebut tanaman itu dengan istilah kelor albino.
Adapula yang mengait-ngaitkan tumbuhnya tanaman ini dengan hal mistis. Sebab, kelor memiliki kisah-kisah mistis yang akrab di telinga masyarakat kabupaten Muna.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Perkebunan dan Holtikultura Kabupaten Muna, Anwar Agigi mengatakan tumbuhan ini tidak dianggapnya berada dalam kondisi yang normal. Namun, belum ada penelitian yang bisa mengungkapkan penyebabnya.
"Kami hanya menduga klorofilnya rendah. Dan itu bisa saja terjadi. Namun, belum ada penelitian dan masih sebatas menduga," ujar Anwar Agigi.
Namun, umumnya tanaman yang kekurangan zat klorofil, daunnya akan tetap hijau meskipun ada warna kekuningan. Setelah itu, daun akan tumbuh dengan kerdil tetapi tetap memiliki berwarna hijau.
"Ini kelor daunnya tumbuh sudah langsung berwarna putih. Kemudian tumbuh lagi, berulang-ulang," tambah Anwar Agigi.
Â
Advertisement
Mitos Daun Kelor di Muna
Masyarakat Muna mengidolakan tanaman pohon kelor sebagai sayur favorit yang dimakan sehari-hari. Di balik kandungan zat besi yang tinggi, tanaman kelor memiliki banyak kisah mistis.
Sebagian masyarakat Muna mempercayai, batang kelor bisa dijadikan senjata melawan mahluk halus. Tanaman dengan nama latin moringa olifiera ini, sering dipelihara di depan rumah atau ditanam disudut pekarangan.
"Tujuannya sebagai penolak gangguan makhluk halus atau jin jahat," ujar Asmin, salah seorang warga di Muna.
Kelor juga dipercayai sebagai pantangan bagi seseorang yang sedang mempelajari ilmu hitam. Jika memakan daun atau buah kelor, bisa dipastikan dia akan kesulitan mempelajari ilmu yang dimaksud.
"Dahulu, pohon kelor paling dijauhi anak-anak saat bermain. Karena kalau jatuh atau tergelincir, kami mempercayai akan ditimpa sakit keras," ujarnya.
Asmin menambahkan, batang kelor dikenal ampuh untuk merontokkan ilmu kebal seseorang. Jika tubuh seseorang tak mampu ditembus benda tajam, maka barang kelor dipercaya ampuh untuk melukai.
"Tapi, saat ini orang lebih suka memasak mencampur kelor dengan mi instan dibanding percaya hal-hal mistis," pungkasnya.
Â
Simak juga video pilihan berikut ini:
Â