Pemain Sepakbola Tarkam di Garut Kena Serangan Jantung di Lapangan

Enden (38) salah satu pemain PS Setia, Desa Situ Saeur, Kecamatan Karangpawitan, meninggal dunia akibat serangan jantung.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 21 Jul 2019, 13:00 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2019, 13:00 WIB
Enden, menggunakan korstim kuning (berdiri paling kiri atas) sebelum pertandingan melawan Media United dalam Muspica Cup U35
Enden, menggunakan korstim kuning (berdiri paling kiri atas) sebelum pertandingan melawan Media United dalam Muspica Cup U35 (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut Pertandingan turnamen sepak bola antar kampung (Tarkam) Muspika Cup U35 (usia 35 tahun ke atas) di Kecamatan Karangpawitan, Garut, Jawa Barat memakan korban.

Enden (38) salah satu pemain PS Setia, Desa Situ Saeur, Kecamatan Karangpawitan, meninggal dunia setelah tak sadarkan diri dalam pertandingan melawan Media United, Sabtu (20/7/2019) petang kemarin.

Nyawa pemain tak tertolong setelah mendapatkan pertolongan official medis panitia pertandingan. Korban meninggal dunia di perjalanan menuju rumah sakit dr. Slamet Garut, akibat serangan jantung.

“Perkiraan korban meninggal di lapangan, sesaat setelah pertandingan dihentikan satu menit menjelang akhir,” ujar Ketua Panitia pertandingan Deni Rinjani, setelah pemakaman, Sabtu (20/7/2019) malam.

Menurut Deni, kejadian yang menimpa korban berlangsung cepat, saat itu korban yang memainkan posisi stoper pemain belakang klub kampung kesayangannya, langsung roboh di sudut kanan lapangan, tepatnya dekat area yang biasa digunakan pemain untuk melakukan tendangan penjuru.

“Tiba-tiba saja yang bersangkutan tak sadarkan diri, kepala korban mengalami benturan keras ke tanah,” kata dia.

Sontak kejadian itu langsung memancing reaksi dari ratusan penonton yang hadir di samping lapangan. Mereka langsung berteriak dan berhamburan ke dekat lapangan, mengingatkan wasit, pemain dan official lapangan untuk segera memberikan pertolongan.

“Hei hei hei… itu pemain jatuh,” ujar teriakan salah seorang penonton, sehingga seluruh pemain, wasit dan official lapangan, langsung berkerumun mendekati pemain memberikan pertolongan.

Korban yang telah tersungkur, nampak pucat dan kaku, kedua mulutnya tertutup rapat hingga sejurus kemudian para pemain dan penonton yang hadir, memberikan pertolongan untuk membuka mulut korban.

Setelah mulut korban terbuka, panitia langsung memberikan bantuan selang nafas buatan dari tabung oksigen, perlahan tubuh korban mulai bergerak, untuk sesaat kemudian langsung dilarikan ke RSUD dr. Slamet menggunakan mobil kesehatan milik desa.

Namun saat tiba di rumah sakit, korban dinyatakan sudah meninggal dunia. Diduga korban meninggal dunia di dalam perjalanan akibat serangan jantung.

“Korban meninggalkan satu istri dan tiga anak yang masih kecil-kecil,” ujar Deni.

Akibat musibah tersebut, turnamen pertandingan sepak bola antar kampung tersebut, langsung dihentikan panitia lomba, untuk sejurus kemudian melakukan rapat koordinasi tertutup dengan unsur kecamatan, polsek, koramil dan seluruh panitia pertandingan.

“Untuk pertandingan besok (Minggu) kami hentikan, kita masih koordinasi untuk menentukan kelanjutannya, apakah dilanjutkan atau tidak (ditutup),” kata dia.

 

 

Punya Rekam Penyakit Jantung

Nampak para panitian serta warga sekitar setelah pemakaman korban pemain bola antar kampung di Desa Situ Saeur, Kecamatan Karangpawitan, Garut, Jawa Barat
Nampak para panitian serta warga sekitar setelah pemakaman korban pemain bola antar kampung di Desa Situ Saeur, Kecamatan Karangpawitan, Garut, Jawa Barat (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Deni menambahkan, berdasarkan keterangan keluarga dan warga sekitar, korban diketahui memiliki rekam penyakit jantung sejak lama.

“Memang dulu pernah juga seperti itu (tak sadarkan diri),” ujar dia mengutip keterangan para tetangga di lokasi pemakaman.

Namun hobinya menendang si kulit bundar, tak mampu menghentikan keinginan korban untuk melaksanakan aktifitas olahraga rakyat tersebut.

“Kami atas nama seluruh panitia jelas sangat terpukul dan menyampaikan bela sungkawa,” ujarnya.

Berdasarkan keterangan tetangga, diketahui korban sehari-hari merupakan pedagang keliling aksesoris, yang berjualan tidak menetap antar kampung.  

“Memang awalnya (sebelum pertandingan) sehat, mungkin akibat terlalu capek selama pertandingan,” kata dia.

Bahkan saat pertandingan sepakbola berlangsung, posisi korban yang menempati sebagai stopper, nampak aktif memotong serta mengalirkan bola dari belakang ke daerah lawan yang diisi kalangan wartawan Garut tersebut.

Akibat kejadian itu, panitia dan forum pimpinan kecamatan berkoordinasi untuk memberikan kadeudeuh atau uang kematin. “Nanti kita akan bicarakan lebih lanjut, termasuk soal kelanjutan turnamen ini,” ujarnya.

Setelah melalui serangkaian proses kematian, korban dimakamkan di pemakaman umum kampung Situ Saeur. Terlihat ratusan pelayat yang berasal dari masyarakat sekitar, kemudian pejabat kecamatan, ikut hadir dalam pemakaman itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya