Liputan6.com, Palangka Raya - Namanya Bukit Tangkiling. Terletak tidak jauh dari jalan raya yang menghubungkan Kota Palangka Raya dengan Kasongan (ibu kota Kabupaten Katingan), Kalimantan Tengah. Jarak dari pusat Kota Palangka Raya kurang lebih 34 Km. Bukit ini menyimpan legenda Sangkuriang ala Dayak.
Bukit ini sebenarnya kecil, hanya sekitar 500 m saja. Namun, ia menyimpan berbagai kisah. Folklor, legenda dan berdaya magis. Ia berdiri kokoh, di perbatasan Kelurahan Banturung-Tangkiling Kecamatan Bukit Batu, Palangkaraya.
Advertisement
Baca Juga
Bukit Tangkiling merupakan bukit batu. Banyak batu berukuran besar yang terdapat di bukit ini. Salah satunya adalah Batu Banama yang berbentuk seperti perahu besar. Ada legenda yang dikaitkan dengan Batu Banama ini.
"Batu Banama itu dahulu adalah sebuah perahu. Dulu ada seorang pemuda Dayak yang tak sadar menikahi ibu kandungnya," kata seorang warga.
Atas kesalahan tersebut, pemuda itu beserta enam pengawalnya dikutuk oleh dewata menjadi batu. Tak berhenti sampai disitu, Banama (perahu) yang mereka gunakan juga ikut dikutuk.
"Petir menyambar dengan suara menggelelgar. Sang pemuda dan perahunya berubah jadi batu. Dan masyarakat Dayak lalu mengenal sebagai Batu Banama atau batu perahu," katanya.
Simak video pilihan berikut:
Alam dan Religius
Saat ini, Batu Banama menjadi ramai dikunjungi para pemburu keindahan alam. Mereka akan disuguhi pemandangan batu-batu megah berjejer. Selain itu, ada juga sumber mata air dari Bukit Tangkiling yang mengalir deras menyusuri pori-pori batu Banama.
Sungai kecil dan air yang tertampung itu tentu bisa menjadi penyejuk mereka yang jenuh dengan kehidupan kota yang rutin. Tentu saja ada dukungan dari udara yang bersih dan alami.
Di kawasan Batu Banama juga terdapat Pura kecil. Ini dimanfaatkan puila untuk peribatadan warga Hindu. Selain alamnya memang keren, lokasi Bukit Banama berpotensi dikembangkan menjadi lokasi wisata religius.
Jika dilihat dari samping, Bukit Batu Banama ini seperti sebuah perahu yang terdampar. Mengingatkan kisah Nabi Nuh dengan bahtera raksasa-nya yang terdampar di Gunung Ararat. (bambang anto - kontributor liputan6.com)
Advertisement