Bola.com, Jakarta - Perjalanan Timnas Indonesia U-20 di Piala Asia U-20 2025 telah berakhir. Jens Raven dan rekan-rekannya kembali mengalami kekalahan kedua.
Dalam pertandingan kedua di Grup C Piala Asia U-20 2025, Timnas Indonesia U-20 kalah 1-3 dari Uzbekistan pada hari Minggu, 16 Februari 2025. Kekalahan ini menambah catatan buruk mereka di turnamen tersebut.
Baca Juga
Demi Efisiensi Anggaran, Menpora Indikasikan Seleksi Pelatnas untuk SEA Games 2025 Akan Lebih Ketat
Usai Wawancarai Lebih dari Empat Kandidat, Patrick Kluivert Sudah Memilih Dua Pelatih Lokal sebagai Asistennya di Timnas Indonesia
Patrick Kluivert Sedang Memantau, Ada Peluang bagi Elkan Baggott dan Saddil Ramdani untuk Kembali ke Timnas Indonesia
Akibat dari hasil ini, Tim Garuda Muda harus pulang lebih awal karena gagal melangkah ke babak perempat final. Sebelumnya, Dony Tri Pamungkas dan kawan-kawan telah dikalahkan 0-3 oleh Iran pada pertandingan pertama. "Tim Garuda Muda harus angkat koper," menjadi kenyataan pahit yang harus diterima.
Advertisement
Dengan demikian, tiket menuju perempat final Piala Asia U-20 2025 dari Grup C berhasil diraih oleh Iran dan Uzbekistan. Timnas Indonesia U-20 harus menerima kenyataan pahit ini.
Pelatih Indra Sjafri menjadi sorotan utama atas kegagalan Timnas Indonesia U-20 untuk melangkah lebih jauh di Piala Asia U-20 2025. Banyak pihak yang menyerukan agar sang pelatih bertanggung jawab atas hasil yang mengecewakan ini.
Memerlukan Pelatih yang Sesuai
Ronny Pangemanan, salah satu pengamat sepak bola di Indonesia, berpendapat bahwa sudah waktunya Timnas Indonesia U-20 mendapatkan pelatih baru untuk menggantikan Indra Sjafri. Menurutnya, Timnas Indonesia U-20 perlu mengalami peningkatan level yang serupa dengan tim senior, termasuk dalam hal kualitas pelatih.
Ronny menekankan pentingnya memberikan dukungan kuat kepada para pemain Timnas Indonesia U-20 karena mereka telah berjuang keras dan memiliki masa depan yang menjanjikan. Namun, ia juga menyoroti perlunya pembenahan dengan kehadiran pelatih yang tepat. "Untuk para pemain Timnas Indonesia U-20 ini, kita harus tetap memberikan dorongan kuat karena mereka juga sudah berjuang dan mereka ini punya harapan untuk ke depan. Namun, harus dibenahi, harus ada pelatih yang tepat," ujar Ronny Pangemanan di kanal Youtube Bung Ropan.
Lebih lanjut, Ronny mengungkapkan bahwa saat ini tim sudah berlaga di tingkat Asia, bukan lagi hanya di ASEAN. "Mungkin bisa melihat karena ini sudah bermain di level Asia, bukan ASEAN lagi. Kalau mungkin di ASEAN, okelah coach Indra Sjafri masih bisa tersenyum, ada prestasi di sana, termasuk di SEA Games atau di di AFF U-19. Tapi, kalau sudah masuk ke level yang lebih tinggi, ya harus ada pelatih yang oke," lanjut Ropan, sapaan karib Ronny Pangemanan. Menurutnya, untuk bersaing di tingkat yang lebih tinggi, dibutuhkan pelatih dengan kualitas yang lebih baik.
Advertisement
Pelatih dari benua Eropa
Ropan merasa tidak ada salahnya mencoba pelatih dari Eropa untuk mengasuh Timnas Indonesia U-20. Saat ini, PSSI telah menunjuk Gerald Vanenburg sebagai pelatih Timnas Indonesia U-23.
Gerald Vanenburg bekerja sama dengan Patrick Kluivert, Alex Pastoor, dan Denny Landzaat dalam menangani Timnas Indonesia senior. Mereka semua memiliki peran penting dalam pengembangan tim.
Tanggung jawab yang diberikan kepada Gerald Vanenburg sangat serius. Ia diharapkan untuk mempertahankan medali emas yang telah diraih oleh Timnas Indonesia U-23 pada SEA Games 2023, yang akan kembali diadakan di Thailand tahun ini.
"Ya, kalau perlu ini diambil alih oleh pelatih, ada Vanenberg yang sudah menangani U-23 atau pelatih mana pun dari Eropa yang dilihat punya kelas yang bisa membangkitkan lagi anak-anak muda kita ini," ujar Ropan. Ini menunjukkan kepercayaan Ropan terhadap kemampuan pelatih Eropa dalam membangkitkan semangat dan kemampuan para pemain muda Indonesia.
Tak Menyerah
Muhammad Ragil, Kadek Arel, Welber Jardim, dan Jens Raven disebut telah berjuang maksimal di lapangan. Tugas utama PSSI saat ini adalah meningkatkan kualitas para pelatihnya.
Menurut Ropan, menambah pemain dari diaspora juga perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas tim. Baru-baru ini, Dion Markx dan Tim Geypens telah resmi menjadi WNI dan akan menjadi andalan di Timnas Indonesia U-23.
"Dengan merekrut pemain-pemain diaspora, harus ada tujuh hingga delapan pemain, atau bahkan sembilan pemain diaspora. Tim ini sudah cukup baik dengan adanya Jens Raven dan Marselinus, tetapi kita masih memerlukan tambahan tujuh pemain diaspora lagi," ujar Ropan.
Â
Advertisement
