Liputan6.com, Palembang - Kasus penganiayaan siswa di SMA Taruna Indonesia Palembang yang mengakibatkan dua orang siswanya meninggal dunia, memasuki tahap rekonstruksi kejadian.
Reka ulang kasus yang terjadi saat Masa Orientasi Siswa (MOS) ini, digelar pada hari Rabu (7/8/2019) sore, di komplek Pondok Pesantren Sultan Mahmud Badaruddin Talang Jambe Palembang Sumatera Selatan (Sumsel).
Ada 25 adegan diperagakan, mulai dari keberangkatan para siswa ke lokasi MOS hingga proses evakuasi dua orang siswa yang kritis ke rumah sakit. OB (24), tersangka penganiayaan memperagakan reka ulang ini.
Advertisement
Baca Juga
Pada adegan 1-6, diperagakan para siswa melakukan perjalanan dari SMA Taruna Indonesia Palembang hingga ke ponpes selama tiga jam. Di saat adegan ke-8, tersangka OB memperagakan aksinya saat memberikan tali-temali ke para siswa MOS.
Di adegan ke-9, korban WK (14) disuruh senior sekolahnya untuk menunjukkan simpul tali yang diikatkan ke perutnya, di depan teman-temannya.
Karena WK gagal membuat simpul tersebut, OB langsung mendekati WK dan memukuli perut korban berkali-kali hingga tubuh siswa SMA Taruna Indonesia Palembang ini mundur ke belakang.
"Kuruskan... kuruskan," ujar OB sambil memperagakan memukuli perut korban yang diperagakan oleh penyidik Polresta Palembang.
Pada adegan berikutnya yang terjadi pada hari Sabtu (13/7/2019), peserta MOS SMA Taruna Indonesia Palembang melaksanakan salat berjamaah di masjid yang berada di dekat lokasi kegiatan.
Seketika WK langsung kesurupan, sehingga membuat para siswa lainnya ketakutan dan suasana menjadi heboh. Dia pun digotong rekannya ke lokasi pendidikan.
Karena kelelahan usai kerasukan, WK duduk di barisan belakang sembari melepaskan kancing bajunya. Melihat itu, OB langsung mendekati korban dan marah. Tersangka lalu memegangi baju korban dan kembali memukul perut WK.
"Kamu yang kesurupan tadi ya?" tanya OB ke korban saat rekonstruksi penganiaan siswa SMA Taruna Indonesia Palembang.
Â
Simak juga video pilihan berikut ini:
Derita Korban Penganiayaan
Tak lama kemudian, WK mengeluhkan sakit di bagian perutnya. Dia langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Korban sempat melewati proses operasi di bagian perutnya, namun nyawanya melayang usai sepekan dirawat di rumah sakit.
Kasatreskrim Polresta Palembang Kompol Yon Edi Winara mengatakan, rekonstruksi digelar untuk melengkapi berkas penyelidikan. Dia pun enggan mengomentari status OB sebagai tersangka.
"Penyelidikan masih berlangsung agar kasus segera terungkap," katanya.
Sebelum WK meninggal dunia pada hari Jumat (19/7/2019), siswa lainnya DE (14) sudah meninggal dunia terlebih dahulu saat di detik-detik MOS berakhir.
DE menghembuskan nafas terakhir saat mengikuti mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS). Dari pemeriksaan tim medis, DE mengalami luka memar di kepala dan dada, yang mengakibatkan kerusakan di bagian dalam tubuhnya.
Advertisement