Kemarau Panjang, Puluhan Hektare Sawah di Gorontalo Gagal Panen

Parahnya bendungan irigasi yang biasa digunakan untuk mengairi sawah masih ditutup pemda setempat dengan alasan masih dalam perbaikan.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 03 Sep 2019, 23:00 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2019, 23:00 WIB
Gagal Panen Petani Bakar Sawah
Seorang petani di Gorontalo membakar sawahnya yang gagal panen lantaran kekurangan pasokan air di musim kemarau. Setidaknya ada puluhan hektare sawah di Gorontalo yang gagal panen akibat kekurangan pasokan air. (Liputan6.com/ Arfandi Ibrahim)

Liputan6.com, Gorontalo - Imbas musim kemarau yang melanda wilayah Provinsi Gorontalo dalam dua bulan terakhir juga dirasakan petani. Kekurangan pasokan air membuat mereka gagal panen dan merugi puluhan juta. 

Petani di Desa Pilohayanga Barat, Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo misalnya. Hingga kini, sawah mereka mengering dan tak kunjung mendapatkan air. Petani hanya bisa pasrah dengan keadaan sambil menunggu musim kemarau berakhir.

Kesal dengan keadaan itu, sebagian petani bahkan membakar tanaman padi yang daunnya mengering terpapar cahaya mentari. 

Fitri Mootalu (35), seorang petani kepada Liputan6.com, Selasa (3/9/2019) mengaku, sekitar 85 hektare sawah yang dikerjakan 5 kelompok tani, itu sebagian besar gagal panen akibat tidak mendapatkan suplai air.

"Karena tidak ada gunanya lagi akhirnya beberapa petak kami bakar saja. Karena sudah tidak mendapatkan air akhirnya mengering dan tidak bisa diharapkan lagi," ungkap Fitri.

Fitri mengatakan, petani telah merugi puluhan juta, mengingat biaya operasional mulai dari tahap pengolahan bibit, biaya penggarapan sawah, hingga biaya pupuk dan sarana produksi lainnya dirogoh dari kocek sendiri. Namun sayang, hasilnya tidak sesuai harapan.

"Kami sungat rugi, yang kami harapkan saat ini hanya satu, kapan turun hujan. Sehingga kekeringan ini tidak meluas ke sawah kami lainnya," tuturnya.

Para petani juga menyesalkan bendungan air yang biasa digunakan untuk irigasi sawah ditutup dengan alasan masih dalam perbaikan.

Tak hanya itu, Fitri juga mengatakan, bantuan mesin dari pemerintah tidak berfungsi maksimal karena kondisi debit air yang sedikit, tidak cukup untuk mengairi sawah.

"Kami meminta kepada pemerintah Kabupaten Gorontalo agar diberikan solusi. Kami juga berharap bendungan irigasi dibuka beberapa hari saja agar air mengalir ke sawah," tandas Fitri.

 

 

 

Tanggapan Pemda

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gorontalo, Rahmat Pomalingo saat dikonfirmasi Liputan6.com, Selasa (3/9/2019), membenarkan bahwa bendangan masih dalam tahapan pengerjaan. Namun pihaknya meminta agar pengerjaan perbaikan dikebut.

"Saya sudah berkonsultasi dengan para pekerja di sana agar pengerjaan bendungan ini dipercepat, sehingga air ini segera dilepas kembali untuk mengairi sawah petani yang kering," katanya.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya