Bukit Bersejarah Tempat Pengasingan Bung Karno Rusak Gara-Gara Tambang

Tambang merusak 2 hektare hutan bersejarah Bukit Menumbing. Bukit itu merupakan tempat pengasingan presiden pertama RI, Sukarno.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Sep 2019, 03:00 WIB
Diterbitkan 04 Sep 2019, 03:00 WIB
Kepingan Sejarah Indonesia di Bangka
Rumah Pengasingan Sukarno di Bukit Menumbing. Foto: Rina Nurjanah.

Liputan6.com, Bangka - Tambang ilegal merusak 2 hektare hutan bersejarah Bukit Menumbing, Kabupaten Bangka Barat. Bukit tersebut merupakan tempat pengasingan presiden pertama RI, Sukarno, bersama para tokoh pejuang kemerdekaan. 

"Kami bersama aparat kepolisian terus berupaya menertibkan tambang-tambang ilegal di kawasan hutan sejarah ini," kata Marwan, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kepulauan Babel, seperti dikutip Antara, Selasa (3/9/2019).

Ia mengatakan, penambangan secara ilegal ini tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga mengakibatkan bangunan bersejarah tempat pengasingan presiden ke-1 Republik Indonesia tersebut roboh.

"Kami sudah beberapa kali menertibkan tambang ilegal di hutan tersebut. Namun, penambang tetap membandel. Ditertibkan siang, mereka menambang malam hari," ujarnya.

Marwan sangat menyayangkan masyarakat menambang di kawasan hutan bersejarah tersebut karena mereka tidak menghargai sejarah dan perjuangan para pahlawan memperjuangkan kemerdekaan ini.

"Sangat disayangkan sekali hutan tersebut dirusak, padahal itu harus dijaga bersama-sama," katanya.

Menurut dia kondisi hutan di bawah Gedung Pesanggrahan Menumbing rusak parah sehingga dapat memengaruhi tingkat kunjungan wisatawan ke daerah itu.

"Seluas 2 hektare hutan sejarah itu sudah habis ditambang masyarakat," ujarnya.

Marwan juga mengatakan, penertiban tambang ilegal di kawasan hutan bersejarah ini merupakan kewenangan Pemerintah Kabupaten Bangka Barat. Kendati demikian, pemprov terus berupaya menertibkan tambang-tambang ilegal yang tidak jauh dari bangunan bersejarah bangsa ini.

"Kami berharap masyarakat tidak lagi menambang di kawasan hutan sejarah itu sebagai bentuk menghormati dan menghargai jasa para pejuang kemerdekaan bangsa ini," katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya