Mahasiswa USU Asal Malaysia Diduga Meninggal Akibat Difteri

Dinas Kesehatan Sumatera Utara (Dinkes Sumut) menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU). Hal ini setelah meninggalnya seorang mahasiswi USU asal Malaysia, NA.

oleh Reza Efendi diperbarui 25 Sep 2019, 11:00 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2019, 11:00 WIB
Kasus Positif Difteri di Garut Bertambah, 5 Pasien Diisolasi
Total 17 kasus difteri terjadi di Garut yang tersebar di 14 kecamatan. Tiga di antaranya meninggal dunia. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Medan - Dinas Kesehatan Sumatera Utara (Dinkes Sumut) menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU). Hal ini setelah meninggalnya seorang mahasiswi USU, NA.

Mahasiswa berusia 20 tahun berkewarganegaraan Malaysia tersebut meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik, diduga karena virus difteri. NA meninggal dunia pada Sabtu, 21 September 2019.

"Iya benar, KLB. Kalau difteri dan beberapa penyakit, begitu ada kasus langsung ditetapkan KLB," katanya, Selasa (24/9).

Alwi menyebut, status KLB akan dicabut kalau sudah benar-benar aman. Pihaknya sedang melakukan penyelidikan epidemiologi untuk memastikan NA meninggal dunia akibat difteri atau terkonfirmasi kuman difteri.

Dinkes Sumut juga sudah melakukan tindakan Outbreak Response Immunization (ORI) dengan mengimunisasi orang-orang yang kontak dengan korban selama di Medan. NA juga sempat pulang ke Kuala Lumpur dan ke Selangor pada 13 sampai 15 September 2019.

"Dia balik ke Indonesia dengan riwayat demam. Kami sudah imunisasi orang-orang yang kontak dengan korban. Imunisasi sudah dilakukan terhadap 290 orang yang mayoritas mahasiswa FK USU. Belum diketahui dimana korban terkena virus difteri," ungkapnya.

 

Pemberitaan di Media Malaysia

Orang Sakit
Ilustrasi Foto Orang Sakit (iStockphoto)

Meninggalnya NA menjadi pemberitaan media Malaysia. NA sempat dikhawatirkan meninggal karena kondisi udara yang kian tak sehat di wilayah Sumatera.

Direktur Pendidikan Malaysia di Indonesia, Prof, Mior Harris Mior Harun menjelaskan, NA yang masuk RSUP Haji Adam Malik pada Jumat, 20 September 2019, meninggal karena diduga terkena penyakit difteri.

Kasubag Humas RSUP Haji Adam Malik Medan, Rosario Dorothy Simanjuntak, membenarkan NA meninggal dunia di rumah sakit umum milik pemeritah pusat tersebut. Jenazah NA sudah dipulangkan Sabtu, 21 September 2019.

"Pasien tersebut hanya dirawat satu malam. Masuk Jumat dan meninggal Sabtu sekitar pukul 2.30 WIB," jelasnya.

Sebelumnya, NA sempat dirawat beberapa hari di RS USU lalu dirujuk ke RSUP Haji Adam Malik. Rosario juga menegaskan bahwa NA bukan meninggal karena asap.

"Sejauh ini penyebab kematian suspect difteri. Secara klinis sudah mengarah ke difteri, tapi harus kita pastikan lagi, kita tunggu hasil lab dari Jakarta dalam seminggu ini, ya. Sebelum pasien meninggal, kita sudah ambil spesimen swab dari pasien," terangnya.

Difteri adalah infeksi bakteri pada hidung dan tenggorokan. Meski tidak selalu menimbulkan gejala, penyakit ini biasanya ditandai munculnya selaput abu-abu yang melapisi tenggorokan dan amandel.

Bila tidak ditangani secara serius, bakteri difteri bisa mengeluarkan racun yang dapat merusak sejumlah organ, seperti jantung, ginjal, atau otak. Difteri tergolong penyakit menular berbahaya dan berpotensi mengancam jiwa.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya