Liputan6.com, Cirebon - Pengunjung yang datang ke Cirebon dari arah Kedawung menuju Jalan Tuparev akan bertemu dengan gapura berlatar belakang bangunan tinggi menjulang.
Bangunan bertuliskan Selamat Datang di Kota Cirebon tersebut merupakan menara air Kota Cirebon. Seperti diketahui, Cirebon merupakan kawasan di Pantura Jawa Barat yang memiliki sejumlah peninggalan budaya dan sejarah fenomenal dari masa ke masa.
"Menara air salah satu peninggalan Cirebon saat ini milik PDAM Kota Cirebon yang fenomenal bahkan jadi ikon kota. Cek saja di internet," ujar sejarawan Cirebon Nurdin M Noer, Kamis (26/9/2019).
Advertisement
Baca Juga
Menara air Tuparev tersebut memiliki catatan sejarah penting dalam perkembangan pembangunan Cirebon. Nurdin menyebutkan, bangunan dengan tinggi lebih dari 2 meter itu dibangun pada tahun 1961.
"Saat itu Wali Kota-nya RSA Prabowo yang merupakan kader PKI menjabat 1961 sampai 1965 dibangun karena menara air yang sebelumnya sudah ada, daya tampungnya kurang seiring dengan bertumbuhnya masyarakat," ujar dia.
Lepas dari zaman kolonial Belanda, Pemerintah Kota Cirebon terus membangun daerah. Dia menyebutkan, pada era Wali Kota RSA Prabowo, Cirebon menunjukkan prestasinya dengan membangun menara air Kota Cirebon.
Dia mengatakan, Wali Kota Prabowo merupakan salah satu kader PKI yang berhasil membuat karya fenomenal. Bahkan, menara air tersebut hingga saat ini masih digunakan untuk menyalurkan air ke rumah warga Kota Cirebon.
"Menara air ini pernah dianggap sebagai menara air tertinggi di Asia Tenggara," sebut Nurdin.
Seiring berkembangnya kondisi politik di Indonesia saat itu, pengaruh PKI perlahan hilang. Bahkan, dianggap sebagai partai oposisi terhadap pemerintah.
Pemberontakan PKI pun terjadi, Wali Kota Cirebon Prabowo ditangkap, diadili hingga dijebloskan ke penjara. Bersama Bupati Cirebon Harun Zaenal Abidin pada tahun 1966.
"Semasa Wali Kota Prabowo memimpin yang terlihat fenomenal ya menara air saja selain itu hanya rutinitas program pembangunan pada umumnya," kata dia.
Dia mengakui, ada peran kader PKI dalam perkembangan pembangunan Kota Cirebon. Apalagi, PKI saat itu merupakan salah satu partai yang dominan dan dikenal rakyat.
"Bahkan Wali Kota Prabowo dan Harun Zaenal Abidin punya pengaruh terhadap Serikat Organisasi Buruh Seluruh Indonesia," sebut dia.
Sumur Artesis
Menara air milik PDAM Kota Cirebon tersebut hingga saat ini masih beroperasi. Dari informasi yang didapat, menara air tersebut mampu mengaliri debit air hingga 900 liter per detik.
Dari catatan yang didapat, sebelum dibangun menara air, pada tahun 1863 pemerintah kolonial mencoba membuat sumur artesis. Namun tidak diteruskan karena upaya percobaan penggalian sumur di Alun-alun Kejaksan dan beberapa tempat lainnya gagal.
Pada 1878 diputuskan untuk mencari air bersih dari sumber yang ada di daerah Linggarjati. Semula debit air enam liter per detik kemudian ditampung pada tujuh bak penampungan.
Untuk memperbesar debit air, pada 1889/1890 pemerintah mengganti pipa-pipa dengan lebih besar dengan debit 8,1 liter ditampung pada 43 penampungan. Pada 1917, Asisten Residen Cirebon mengusulkan kepada Direktur Laboratorium Kesehatan Gemeente untuk melakukan penelitian kualitas air bersih tersebut.
Hasilnya menunjukkan, air bersih di Linggarjati kurang memenuhi syarat terutama pada musim penghujan. Akhirnya, pemerintah kolonial mencari alternatif sumber air yang lain dengan meneliti kualitas air di Cipaniis, yang ternyata memenuhi syarat.
"Dulu pakai sumur dan pompa tradisional juga air nya tidak keluar banyak dan tidak semua kawasan bisa dapat air dan sejak Wali Kota Prabowo menjabat dibangunlah menara air," kata dia.
Saksikan video pilihan berikut ini:Â
Advertisement