Liputan6.com, Bandung - Sebanyak 1.500 hafidz dan hafidzah (penghafal Al-Quran) disebar ke 1.500 desa di 27 kabupaten dan kota. Ini, adalah upaya Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil untuk melahirkan penghapal Al Quran di tiap desa di Jabar.
Para penghafal Al-Quran dari program Satu Desa Satu Hafidz (Sadesha) itu, mengemban tugas untuk melatih warga desa menjadi penghapal Quran. Kamil bilang, ini demi terwujudnya satu hafidz di total 5.312 desa yang ada.
Gubernur Ridwan Kamil menarget semua desa di Jabar memiliki minimal satu hafidz dan hafidzah pada 2023.
Advertisement
"Melalui program Sadesha ini, tahun 2023 nanti tidak boleh ada desa di Jabar yang tidak punya penghafal Al Quran," kata Kamil dalam keterangan resminya, Bandung, Jumat, 6 Desember 2019.
Baca Juga
Selain mencetak penghafal Al Quran di desa, para hafidz dan hafidzah ini juga diberi tugas untuk memberikan pemahaman tentang Al-Qur'an yang komprehensif, pemahaman agama, dan menangkal paham radikalisme.
Namun tujuan program Sadesha ini juga untuk memberantas buta huruf Al-Qur'an di Jawa Barat. Program Sadesha yang diklaim pertama kali ada di Indonesia, kata Kamil, sejalan dengan visi pemerintah pusat untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Menurut dia, peningkatan kualitas SDM tak hanya mengenai teknologi dan pendidikan, tapi juga mencakup keagamaan yang perlu ditingkatkan.
"Sesuai visi misi kami, Jabar Juara Lahir dan Batin, tak hanya pembangunan fisik yang kita kejar tapi masyarakat Jabar juga harus religius," dia menjelaskan.
Dalam visi Pemerintah Provinsi Jawa Barat, program Satu Desa Satu Hafidz bersanding bersama tujuh program keumatan lainnya yakni Magrib Mengaji, Subuh Berjamaah Keliling, Zakat Digital, One Pesantren One Product (OPOP), English for Ulama, Dakwah Digital, serta Perda Pesantren.
Simak video pilihan berikut ini: