Tudingan Santri Mencuri di Toko Modern Tasikmalaya Berakhir Damai

Kata damai itu disepakati usai pimpinan PT Indomarco Prismatama Bandung menemui pengasuh utama Ponpes Miftahul Huda, KH Asep Maoshul Affandy

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 06 Jan 2020, 04:00 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2020, 04:00 WIB
Pertemuan antara Pengasuh Ponpes  Miftahul Huda, Tasikmalaya dengan Manajemen Indomart, usai insiden tudingan santri mencuri. (Foto: Liputan6.com/Jayadi Supriyadin)
Pertemuan antara Pengasuh Ponpes Miftahul Huda, Tasikmalaya dengan Manajemen Indomart, usai insiden tudingan santri mencuri. (Foto: Liputan6.com/Jayadi Supriyadin)

Liputan6.com, Tasikmalaya - Tudingan terjadinya pencurian yang dilakukan salah satu santri wanita (santriwati) oleh karyawan toko modern berjaringan, Indomaret, Manonjaya, Tasikmalaya, Jawa Barat, sempat membuat panas Tasikmalaya.

Ribuan santri turun ke jalan dan berdemonstrasi atas tuduhan tak berdasar itu. Akan tetapi, usai klarifikasi dan mediasi, kasus ini berakhir damai.

Kata damai itu disepakati usai pimpinan PT Indomarco Prismatama Bandung menemui pengasuh utama Ponpes Miftahul Huda, KH Asep Maoshul Affandy, Minggu petang (5/1/2020).

Pertemuan ini merupakan lanjutan penyelesaian persoalan yang dialami salah satu santriwati Miftahul Huda, Manonjaya, yang dituduh mencuri di toko modern berjaringan, Indomart, Rabu (1/1/2020) Lalu.

KH Asep Maoshul Affandy mengatakan, persoalan tudingan itu akhirnya sudah selesai, setelah pihak Indomaret memenuhi seluruh tuntutan pesantren.

"Tapi yang jadi masalah sekarang belum tuntasnya dengan pihak orang tua santriwati, sebab korbannya ini perempuan, jika pencitraan namanya tak diperbaiki kan kasihan juga," ujar Asep, Minggu (5/1/2020).

Dalam pertemuan yang dilakukan di pesantren milik Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum tersebut, kedua pihak sepakat harus adanya pendekatan dengan keluarga korban, termasuk pemulihan nama baik.

"Apalagi kasus ini kan mencuat dengan cerita yang bermacam-macam lagi bisa positif atau negatif dan sebagainya," dia menjelaskan.

Dengan tercapainya islah tersebut, Asep mempersilakan toko modern Indomart, Manonjaya membuka usahanya seperti biasa. Namun, nama baik korban pun harus dipulihkan.

Simak video pilihan berikut ini:

 

Pemulihan Nama Baik Korban

Ribuan santri Ponpes Miftahul Huda, Tasikmalaya berdemonstrasi di depan toko modern berjaringan, Indomart, lantaran karyawan toko tersebut menuduh santri mencuri. (Foto: Liputan6.com/Jayadi Supriyadin)
Ribuan santri Ponpes Miftahul Huda, Tasikmalaya berdemonstrasi di depan toko modern berjaringan, Indomart, lantaran karyawan toko tersebut menuduh santri mencuri. (Foto: Liputan6.com/Jayadi Supriyadin)

Namun begitu, dia menilai tudingan pencurian jelas menjadi preseden buruk buat pesantren dan korban. Terlebih, penggeledahan itu disaksikan oleh warga.

"Kan peristiwa kemarin itu ujug-ujug eksekusi. Seakan-akan dia itu salah. Padahal faktanya tak seperti itu," dia menegaskan.

Perihal informasi pergerakan massa dari daerah lain dia meminta jangan sampai anarkis. Isunya, alumni Ponpes ini juga bergerak ke Tasikmalaya usai tudingan pencurian tersebut.

"Solidaritas ya silakan saja, karena itu maunya mereka dan kita tak bisa melarangnya. Tapi dalam langkah-langkahnya itu jangan amoral," dia meminta.

Lycence PT Indomarco Prismatama Bandung, R Deden Mulyadi bersyukur dan mengaku lega setelah pertemuan penting dengan pimpinan Ponpes Miftahul Huda tersebut. Sebagai bagian kesepakatan dari islah, manajemen Indomart siap memenuhi permintaan pihak pesantren untuk merehabilitasi nama korban, meski ide tersebut baru muncul dalam pertemuan itu.

"Kita akan datangi pihak orang tuanya. Dan kita juga akan bangkitkan semangat korban. Karena ada informasi korban sempat down. Pasti kita akan lakukan yang terbaik," kata Deden.

Seperti diberitakan sebelumnya, ribuan santri Ponpes Miftahul Huda Manonjaya Tasikmalaya berdemonstrasi di halaman waralaba Indomaret Manonjaya, usai salah satu rekannya dituduh mencuri.

Dalam aksi damai itu, mereka menuntut agar manajemen Indomaret menutup toko tersebut. Kedua meminta manajemen Indomaret, meminta maaf secara langsung kepada pihak pesantren dan kepada para santriwati yang menjadi korban.

Terakhir, pihak Indomaret diminta membuat video pernyataan permintaan maaf kepada para santri yang menjadi korban, serta santri Ponpes Miftahul Huda.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya