Misteri Rentetan Kejadian Aneh di Balik Pemindahan Arca Ganesha Sragen

Puluhan warga tiba-tiba mendatangi Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sragen. Mereka meminta Arca Ganesha di Desa Majenang dikembalikan ke tempat semula.

diperbarui 27 Jan 2020, 16:00 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2020, 16:00 WIB
Arca Ganesha
Puluhan warga tiba-tiba mendatangi Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sragen. Mereka meminta Arca Ganesha di Desa Majenang dikembalikan ke tempat semula. (Solopos/ Tri Rahayu)

Sragen - Puluhan warga Majenang, Sragen, Jawa Tengah, Sabtu (25/1/2020), tiba-tiba mendatangi Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sragen dengan menggunakan truk. Mereka ingin mengambil Arca Ganesha yang berada di tritisan Aula Disdikbud Sragen, untuk dikembalikan ke kebun milik warga di Dukuh Majenang.

Puluhan warga meyakini Arca Ganesha setinggi kurang lebih 1,5 meter tersebut sebagai Rara Udhu yang disabda wali menjadi arca.

Arca itu dianggap menjadi bukti cikal-bakal sejarah Dukuh Majenang. Arca tersebut semula berada di lahan milik Sugeng Riyadi, kemudian diambil pegawai Disdikbud Sragen pada 2018.

Warga Dukuh Majenang pun ingin mengambil kembali arca tersebut. Mereka berasal dari kalangan pemuda, tokoh masyarakat, dan tokoh pondok pesantren An-Naim Aji Saka Majenang.

Seorang kiai ponpes tersebut, Kiai Sapari, memimpin doa sebelum arca diangkat bersama-sama. Setelah berdoa, warga beramai-ramai mengangkat arca itu dan dinaikan ke dalam truk menggunakan katrol. Proses pengambilan arca tersebut disaksikan Kabid Kebudayaan Disdikbud Sragen Agus Endarto.

Ketua RT 016 Majenang, Sono Sutrisno mengatakan, warga di lingkungan RT 016 sepakat mengambil arca di Disdikbud untuk dikembalikan ke Majenang. Warga secara swadaya, katanya, sudah menyiapkan tempat yang representatif untuk tempat Arca Ganesha tersebut.

Pengambilan arca itu diizinkan pemangku kepentingan di Disdikbud Sragen dan atas sepengetahuan dari Pemerintah Desa Majenang serta Pemerintah Kecamatan Sukodono.

Arca Ganesha itu diambil lantaran banyak peristiwa ganjil sejak dipindahkan dari lahan Sugeng Riyadi. Almarhum ayah Sugeng Riyadi meninggal digigit ular.

"Bapaknya Mas Sugeng Riyadi, yakni Mariyo almarhum itu meninggal karena digigit ular sampai empat kali di lokasi kebunnya yang dulu menjadi tempat arca itu berada," kata Sono seperti dikutip Solopos.

Tak sampai di situ saja, beberapa waktu kemudian Sugeng Riyadi mengalami kecelakaan. Sampai akhirnya sang istri kesurupan hendak membunuhnya.

"Atas kejadian ganjil itu kemudian dikaitkan dengan pemindahan arca itu. Masyarakat bersepakat supaya arca itu dikembalikan," katanya.

Sugeng Riyadi (44) sendiri mengakui kejadian-kejadian aneh yang menimpa keluarganya saat Arca Ganesha tersebut dipindahkan.

Kini warga bergotong-royong menyiapkan tempat berukuran 4 meter persegi di lahan miliknya. Lahan itu, kata dia, secara bertahap akan dibuatkan rumah-rumahan untuk tempat Arca Ganesha diletakkan.

Baca juga berita Solopos.com lainnya di sini.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya