Liputan6.com, Bolaang Mongondow - Beberapa waktu lalu, publik dihebohkan dengan beredarnya video pelecehan seksual terhadap siswi di SMK di Bolaang Mongondow (Bolmong). Tindakan asusila itu terjadi di lingkungan sekolah, tepatnya di dalam kelas.
Seorang siswi di salah satu SMK di Bolmong menjadi korban pelecehan seksual yang dikalakukan teman-temannya.
Informasi yang dirangkum Liputan6.com, kejadian itu terjadi pada bulan Februari lalu. Hal itu baru terbongkar ketika video tersebut menyebar luas.
Advertisement
Baca Juga
Berdasarkan video tersebut, pihak kepolisian langsung melakukan penyelidikan hingga akhirnya menemukan korban tersebut, yakni pelajar perempuan berinisial RG.
Hal ini disampaikan Kabid Humas Polda Sulawesi Utara (Sulut), Kombes Pol Jules Abraham Abast mengungkapkan polisi telah menemukan korban dan lima pelajar diduga pelaku pelecehan seksual dalam video tersebut.
"Lima pelajar yang merupakan siswa dari salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong), Sulawesi Utara," ujarnya.
Tiga pelajar laki-laki diketahui berinisial PL, RM, dan NP. Sedangkan, dua pelajar perempuan, NR dan PN. Kelimanya masih dalam pemeriksaan di Polsek Bolaang.
"Statusnya masih saksi dan masih diperiksa," pungkas Kabid Humas.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Kronologi Kejadian
Kabid Humas Polda Sulut Kombes Pol Jules Ababst mengungkapkan, kronologi kejadian itu terbongkar. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 26 Februari 2020 di sebuah ruang kelas di SMK tersebut.
Dari hasil pemeriksaan sementara, kelima siswa ini mengaku, mereka menganggap bahwa aksi tersebut hanya candaan dan iseng belaka sembari menunggu guru yang datang mengajar di kelas mereka.
"Kejadian tersebut menurut mereka hanya sebagai bahan candaan saja saat menunggu guru yang masuk. Saat itu di kelas belum ada guru sama sekali kata siswa itu," jelas Jules.
Setelah aksi mereka direkam, kemudian video tersebut diunggah melalui story WhatsApp pribadi salah satu pelaku, menyebarlah di media sosial dan seketika viral di mana-mana.
Meski begitu, kata Jules, pihaknya masih terus mendalami motif para pelaku. Jangan sampai ada motif dan bukan sekadar bercanda.
"Saat ini masih terus kita dalami terkait motif kelima pelaku. Bisa jadi ada motif lain selain bercanda," ungkap Jules.
Advertisement