Bangun Tenda Untuk Antisipasi Pasien Membludak

Untuk mengantisipasi pasien membludak, Rumah Sakit Umum Daerah Samarinda bangun tenda darurat.

oleh Abdul Jalil diperbarui 16 Mar 2020, 21:35 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2020, 21:35 WIB
Tenda darurat
Tenda darurat dibangun tak jauh dari ruang isolasi untuk mengantisipasi membludaknya pasien dalam pengawasan.

Liputan6.com, Samarinda - Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Syahranie, Samarinda saat ini baru menyiapkan 18 tempat tidur untuk ruang isolasi untuk kasus virus Corona Covid-19. Dari 18 tempat tidur itu, sudah diisi tiga pasien.

Sebagai rumah sakit rujukan, rumah sakit ini berupaya mengantisipasi membludaknya pasien dengan membangun tenda darurat di zona merah. Zona merah adalah zona yang ditentukan berdasarkan ruas area penanganan Covid-19 di rumah sakit.

Untuk masuk ke zona merah, hanya boleh untuk petugas medis lengkap dengan alat pelindung diri. Zona lainnya adalah zona kuning dan zona hijau. Hanya zona hijau yang boleh dilintasi oleh masyarakat umum.

“Radiusnya dari zona merah ke kuning itu 50 meter dan ke zona hijau sekitar 150 meter,” kata Humas RSUD Abdul Wahab Syanranie Samarinda, dr Arysia Andhina, Senin (16/3/2020).

Soal tenda darurat, Arysia menyebut hal itu adalah instruksi presiden. Tenda dibangun tak jauh dari ruang isolasi.

“Untuk mengantisipasi jika terjadi lonjakan pasien yang harus diisolasi atau pasien dalam pengawasan,” tambahnya.

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Syahranie Samarinda dr David Hariadi Masjhoer menyebutkan tenda dibangun oleh personel TNI. Dia menyebut ini perintah langsung Panglima TNI ke satuan di bawahnya.

“Ini perintah untuk disediakan tenda isolasi darurat di seluruh Indonesia untuk Covid-19. Dan salah satu yang dapat itu adalah rumah sakit kami,” kata David.

Belum Ada Positif Corona

Batas zona isolasi
Pihak rumah sakit membagi areal isolasi Covid-19 menjadi tiga zona.

Hasil tes laboratorium untuk tiga Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang diisolasi di ruang isolasi hasilnya masih negatif. Meski demikian ketiga pasien tetap diisolasi sampai masa inkubasi 14 hari selesai.

Kepala Bidang pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Samarinda dr Osa Rashfodia menjelaskan, ketiga pasien tersebut kini dalam kondisi membaik. Tes laboratorium tahap kedua sedang dilakukan dan menunggu hasilnya.

“Apabila kondisi terus membaik, pekan ini statusnya kita turunkan menjadi pemantauan dan tidak perlu diisolasi,” kata Osa.

Osa menegaskan, meski jumlah orang dalam pengawasan meningkat pesat, namun belum ada satupun yang positif. Diapun berharap masyarakat antusias melapor agar meningkatkan kewaspadaan.

Simak juga video berikut:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya