Liputan6.com, Bandung - Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat menyambut kedatangan 86 warga negara Indonesia (WNI) asal Jabar di Bandara Soekarno-Hatta, Provinsi Banten, Sabtu (2/5/20).
Kepada mereka yang tiba, gugus tugas menerapkan prosedur kesehatan karantina untuk memastikan aman dan sehat.
Kepulangan warga Jabar tersebut berdasarkan Surat Kementerian Dalam Negeri Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler, Direktur Perlindungan WNI dan BHI Nomor 05055/WN/05/2020/66 tentang Rencana Kepulangan WNI dari Arab Saudi ke Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
"Pemda Provinsi Jawa Barat melaksanakan beberapa prosedur kesehatan sejak dari Bandara Soekarno-Hatta kepada WNI yang pulang dari Riyadh untuk memastikan warga sehat dan Jabar tetap aman," kata Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar Berli Hamdani dalam keterangan resmi.
Setelah mendarat di Bandara Soekarno-Hatta dan dilakukan pemeriksaan imigrasi, warga asal Jabar berangkat menuju Gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jabar di Kota Cimahi untuk menjalani pemeriksaan klinis dan karantina.Â
"Selanjutnya kita akan lakukan pemeriksaan klinis, dan swab test untuk memastikan apakah mereka bebas Covid-19 atau tidak. Jika ketahuan positif Covid-19, gugus tugas meminta agar mereka melanjutkan pemeriksaan ke rumah sakit rujukan. Namun jika negatif akan diisolasi di BPSDM melalui koordinasi dengan gugus tugas kabupaten/kota," papar Berli.
Rencananya, pemeriksaan klinis dan tes swab dilaksanakan pada Minggu (3/5/2020). Setelah itu, mereka dipantau selama 14 hari di Gedung BPSDM Provinsi Jawa Barat. Dengan begitu, warga asal Jabar direncanakan pulang ke daerah asalnya pada Minggu (17/5/2020) mendatang.
Â
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Simak Video Pilihan di Bawah Ini
Fasilitas Kamar Isolasi dan Kebutuhannya Aman
Direktur Rumah Sakit Kesehatan Kerja Vini Adiani Dewi yang menangani perawatan di BPSDM berujar, pihaknya telah menyiapkan fasilitas kamar yang dilengkapi kebutuhan-kebutuhan pribadi untuk semua peserta isolasi, termasuk kebutuhan pangan.
"Kami sudah menyiapkan kamar yang di dalamnya sudah berisi segala macam kepentingan pribadi, termasuk alat kebersihan pribadi, dan setiap hari kami berikan makanan untuk buka puasa, sahur, makan pagi dan makan siang bagi yang tak berpuasa," ujar Vini.
Terkait penanganan lebih lanjut, Vini mengatakan, bahwa hasil tes swab akan menentukan langkah perawatan yang akan diberikan kepada masing-masing peserta isolasi.Â
Jika hasilnya positif, maka peserta isolasi akan ditempatkan sesuai dengan protokol yang berlaku. Sedangkan jika hasilnya negatif, peserta isolasi diperbolehkan pulang setelah menjalani karantina selama 14 hari.
"Ketika swab-nya nanti negatif, maka selama dua minggu akan kami isolasi di sini, dikarantina di sini. Tetapi kalau misalnya nanti swab-nya positif, maka protokol terapinya akan berbeda. Jadi tergantung kondisi peserta karantinanya," ucap Vini.
Advertisement