Angka Kehamilan di Kabupaten Gorontalo Meningkat Selama Pandemi Covid-19

Belum bisa dipastikan apakah peningkatan angka kehamilan di wilayah tersebut berkaitan dengan banyaknya jumlah suami yang dirumahkan selama pandemi.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 12 Mei 2020, 20:00 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2020, 20:00 WIB
Ilustrasi ibu hamil bisa mendaftarkan janin dalam JKN-KIS dari BPJS Kesehatan (iStock)
Ilustrasi ibu hamil bisa mendaftarkan janin dalam JKN-KIS dari BPJS Kesehatan (iStock)

Liputan6.com, Gorontalo - Angka kehamilan di Kabupaten Gorontalo selama pandemi Covid-19 meningkat tajam. Data Dinkes Kabupaten Gorontalo menyebut, setidaknya ada 10/137 perempuan yang dinyatakan hamil dalam selang waktu Januari hingga Maret 2020.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo, Mona Akaseh mengatakan, kehamilan terjadi pada perempuan yang berusia muda dan tua atau di usia 20 hingga 45 tahun pada tiga bulan terakhir.

"Benar, banyak perempuan telah positif hamil menurut data yang kami terima dan mereka telah melakukan pemeriksaan di Puskesmas terdekat," ungkap Mona, Selasa (12/5/2020).

Mona menambahkan, untuk ibu hamil terbanyak berada di Kecamatan Limboto, mengingat wilayah Limboto merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak ketimbang wilayah lain yang ada di Kabupaten Gorontalo.

"Yang jelas setelah kami lihat datanya, kecamatan limboto adalah terbanyak kasus positif hamil," tuturnya.

Dinas Kesehatan telah merinci kasus kehamilan tersebut. Pada Januari yang positif hamil berjumlah 3.354 orang, sementara pada Februari naik menjadi 3.419 orang, dan Maret menjadi 3.364 kasus positif ibu hamil.

Bahkan menurutnya, data di atas belum semua yang masuk. Sebab diperkirakan masih ada lagi ibu hamil yang belum memeriksakan kandungannya ke Puskesmas. Mengingat situasi saat ini masih tidak memungkinkan, termasuk bidan juga belum secara maksimal turun ke lapangan.

"Kemungkinan masih akan ada penambahan kasus positif lagi," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo Roni Sampir menyebutkan, angka kehamilan tersebut belum bisa dipastikan apakah imbas dari Covid-19 yang membuat banyak orang dirumahkan. Karena mereka belum mengadakan survei terkait lonjakan angka ibu hamil.

"Belum bisa dibuktikan apakah ini dampak dari pandemi atau tidak, karena belum ada faktanya," katanya.

Namun ia berdalih, hal ini bisa jadi disebabkan adanya kebiasaan orang Gorontalo yang sebelum memasuki bulan suci Ramadan banyak yang melangsungkan pernikahan.

"Kalaupun di awal tahun sudah 10 ribuan yang positif hamil, itu masih wajar," katanya.

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya