10 Kasus Baru Positif Covid-19 di Kota Bandung Berasal dari Pasar dan Ojol

Tim Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Kota Bandung menyebut, sedikitnya 10 orang terjangkit virus Corona dalam dua hari terakhir.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 08 Jun 2020, 23:00 WIB
Diterbitkan 08 Jun 2020, 23:00 WIB
PSBB Bandung Raya
Sejumlah aparat kepolisian memeriksa pengendara yang melintas di Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, saat diberlakukannya Pembatasa Sosial Berskala Besar (PSBB), Rabu (22/4/2020). (Liputan6.com/Huyogo Simbolon)

Liputan6.com, Bandung - Wali Kota Bandung Oded  Danial mengungkapkan, menurut laporan terkini Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Kota Bandung, sedikitnya 10 orang terkonfirmasi terjangkit virus Corona dalam dua hari terakhir.

Menurutnya, terlacaknya kasus Covid-19 ini yang menyebar di beberapa lokasi. Saat ini, kasus tersebut telah ditangani oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung.

"Update terakhir Corona di Kota Bandung di antaranya dua hari terakhir ada 10 orang yang positif terdiri dari klaster pasar, tenaga kesehatan, dan ada juga salah satunya dari ojol (ojek online)," kata Oded di Pendopo Kota Bandung, Senin (8/6/2020).

Oded menjelaskan, setelah pelacakan tersebut, ke-10 orang yang dinyatakan positif Covid-19 itu sudah menjalani isolasi mandiri. Ia juga mengingatkan agar masyarakat turut menjaga disiplin dan lebih terbuka ketika sedang mengakses layanan kesehatan.

"Kepada teman-teman nakes itu harus lebih waspada terutama penggunaan protokol kesehatan harus lebih bagus dan jaga jangan sampai intensitas meningkat. Saya mohon masyarakat agar memahami bagaimana capeknya nakes untuk menangani masyarakat," ungkapnya.

Pasca pembuatan Laboratorium Biosafety Level 2 (BSL 2), Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung semakin intensif melakukan pelacakan. Pengujian kini tidak hanya kepada orang dalam pemantauan (ODP) atau pasien dalam pengawasan (PDP), tetapi juga menjangkau ke masyarakat lebih luas.

"Ini yang membuat saya was-was dan khawatir karena di satu sisi kita punya tugas amanah kebijakan dari pusat yang namanya tes masif itu harus dilakukan terus. Di sisi lain ketika ada tes ini masif kita khawatir juga ternyata hasil tesnya membludak karena masyarakat tidak disiplin lagi. Saya memohon masyarakat memperhatikan protokol kesehatan agar bisa menekan," ujarnya.

Kendati dalam penyelenggaraan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sebelumnya Kota Bandung berhasil melandaikan kurva reproduksi dan mengendalikan penanganan, Oded mengingatkan bukan berarti masyarakat boleh abai terhadap protokol kesehatan.

Dalam PSBB proporsional ini, Oded mengambil kebijakan untuk menarik posko cek poin. Namun, justru lebih ditingkatkan dengan menyebarkan petugas guna menyasar ke tingkat kewilayahan.

"Artinya kita lebih intensif ke kewilayahan. Bahkan saya sudah minta juga ASN yang kemarin kerja di rumah untuk membantu kewilayahan. Minimal untuk sosialisasi dan edukasi, mengingat masih ada yang cuek-cuekan atau menanggapi PSBB selesai, itu bahaya,” katanya.

Simak Video Pilihan Berikut Ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya