Akses Jalan Rusak Parah, Ibu Hamil di Mamuju Ditandu 16 Kilometer

Seorang ibu hamil di Mamuju, Sulawesi Barat, harus ditandu puluhan kilometer untuk mendapatkan penanganan medis.

oleh Abdul Rajab Umar diperbarui 23 Jun 2020, 09:58 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2020, 09:00 WIB
Ibu hamil ditandu
Sejumlah warga di Mamuju menandu seorang ibu hamil untuk mendapatkan pertolongan medis (Liputan6.com/Abdul Rajab Umar)

Liputan6.com, Mamuju - Sejumlah warga di Desa Sendapang, Kecamatan Kalumpang, Mamuju, Sulawesi Barat, terpaksa harus menandu seorang ibu yang sedang hamil tua sejauh 16 kilometer untuk sampai ke pusat kecamatan guna mendapatkan pertolongan tenaga medis.

Asril, salah seorang kerabat ibu hamil itu mengatakan, mereka terpaksa menandu keluarganya karena akses jalan dari desanya rusak parah, tak bisa dilalui kendaraan roda empat, maupun roda dua. Mereka harus melewati jalan setapak yang licin dan berlumpur. Bahkan, di beberapa titik terdapat kubangan lumpur sedalam lutut orang dewasa.

"Ibu yang ditandu sudah hamil tua. Kami berangkat Sabtu pagi dari Sendapang menuju Karama dengan berjalan kaki sejauh 16 kilometer. Dari Karama, dilanjutkan dengan naik perahu menuju Kalumpang yang merupakan ibu kota kecamatan," kata Asril kepada Liputan6.com, Senin (22/06/2020).

Lanjut Asril, saat tiba di pusat kecamatan, ibu yang hamil tua itu kemudian dirujuk ke RSUD Mamuju untuk menjalani operasi sesar. Ia mengakui, hal ini sudah sering mereka lakukan, jika ada warga yang sakit dan harus mendapatkan pertolongan di puskesmas ataupun rumah sakit.

"Kalau jalan kering kendaraan masih bisa lewat, tapi jika musim hujan tidak ada kendaraan yang bisa lewat karena lumpurnya dalam. Kita harus ekstra hati-hati melewatinya," ujar Asril.

Asril mengungkapkan, kondisi jalan itu sudah sangat lama tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah setempat. Bahkan, pada tahun 2014 lalu, masyarakat sempat secara swadaya membuat jalan penghubung ke jalan utama.

"Saat ini, jalan itu tak lagi bisa di lalui. Harapan kami pemerintah daerah sebagai penanggung jawab akses antardesa bisa melihat realita ini, sehingga ada perhatian," tutup Asril.

Simak juga video pilihan berikut:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya