Liputan6.com, Pekanbaru - Pelda Anumerta Rama Wahyudi gugur saat menjalankan misi perdamaian di Kongo. Sejak tahun 2019, prajurit Denpal 1/4 Pekanbaru itu tergabung dalam Satgas Kizi TNI Konga XX-Q/Monusco.
Kolonel Infanteri Herman selaku perwakilan pasukan perdamaian PBBÂ mengatakan, Pelda Anumerta Rama tidak hanya menjalankan misi perdamaian. Ada ragam kegiatan kemanusiaan yang dijalankan di Kongo.
Advertisement
Baca Juga
"Hampir satu tahun bergabung, dia juga membangun infrastruktur di Kongo seperti jalan," kata Herman di rumah duka, usai pemakaman, Jumat siang, 3 Juli 2020.
Selama bertugas, Rama aktif membantu perbaikan rumah penduduk di negeri yang dilanda konflik itu. Rama juga disebut Herman membantu perbaikan fasilitas umum lainnya.
"Semuanya itu untuk membantu mewujudkan perdamaian bagi masyarakat di sana," kata Herman.
Selain itu, almarhum Rama sewaktu bertugas juga melakukan kegiatan teritorial. Di antaranya membantu pengobatan warga dan mengumpulkan donasi untuk masyarakat.
Pelda Anumerta Rama juga aktif dalam kegiatan menggerakkan perekonomian masyarakat Kongo. Rama membantu masyarakat mengolah suatu benda yang awalnya tak bernilai menjadi berharga dan bisa digunakan.
Â
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Putra Terbaik Kodam I Bukit Barisan
"Benda-benda yang bisa memutar perekonomian masyarakat," kata Herman.
Sementara itu, Kepala Peralatan Pangdam Bukit Barisan Kolonel CPL Bachtiar, menyebut Rama masuk TNI pada tahun 2005. Pada tahun 2019, Rama terpilih menjadi perwakilan Indonesia untuk pasukan perdamaian PBB.
Di mata Bachtiar, Rama merupakan prajurit berdedikasi tinggi. Setiap penugasan selalu diselesaikan dengan baik.
"Oleh karena itu kami sangat kehilangan, beliau merupakan putra terbaik Kodam I Bukit Barisan," kata Herman.
Bachtiar menyebut Rama merupakan prajurit ahli kendaraan tempur. Dia juga bertugas sebagai teknisi kendaraan bagi pasukan perdamaian Indonesia untuk PBB.
Pelda Anumerta Rama merupakan kontingen pasukan penjaga perdamaian PBB (Monusco) dari Indonesia di Kongo. Dia menjadi korban serangan pemberontak Pasukan Aliansi Demokratik (ADF) pada Senin malam (22/6/2020) waktu setempat.
Saat itu, Serma Rama sedang patroli bersama rombongan. Tiba-tiba mereka diserang sekitar 20 kilometer dari Kota Beni di Provinsi Kivu Utara.
Advertisement