Gara-Gara Covid-19 Jumlah Penduduk Miskin di Sumbar Bertambah

Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar mencatat, jumlah penduduk miskin di Sumbar pada Maret mencapai 344,23 orang atau naik 1,14 ribu orang.

oleh Novia Harlina diperbarui 16 Jul 2020, 23:00 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2020, 23:00 WIB
Dampak COVID-19, Angka Kemiskinan dan Pengangguran Bakal Meningkat
Pemulung duduk duduk di trotoar Jalan Margonda Raya, Depok, Kamis (16/4/2020). Pandemi COVID-19 memberikan dampak yang sangat besar bagi sosial dan ekonomi Indonesia. Bahkan yang paling dikhawatirkan bertambahnya angka kemiskinan dan pengangguran. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Padang - Pandemi virus corona Covid-19 memukul semua sektor, tak terkecuali ekonomi masyarakat. Akibatnya di Sumatera Barat, jumlah penduduk miskin bertambah setidaknya 1,14 ribu orang pada Maret 2020.

Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar mencatat, jumlah penduduk miskin di Sumbar pada Maret mencapai 344,23 orang atau naik 1,14 ribu orang dibanding September 2019 dimana jumlahnya 343,09 ribu orang.

"Penduduk miskin ini merupakan penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan," kata Kepala BPS Sumbar, Pitono kepada Liputan6.com, Kamis (16/7/2020).

Kemudian pada periode September 2019 hingga Maret 2020 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan, bertambah 7,54 ribu orang dari 120,58 ribu orang menjadi 128,12 ribu orang.

Sebaliknya di perdesaan, terjadi penurunan penduduk miskin sebanyak 6,40 ribu orang dari 222,51 ribu orang menjadi 216,11 ribu orang.

"Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar," katanya.

Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kebutuhan dasar. Pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) triwulan I 2020 mengalami pertumbuhan yang melambat.

'Pengeluaran konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,28 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019 yakni sebesar 4,73 persen," jelasnya.

Ekonomi Sumbar triwulan I 2020 terhadap triwulan I 2019 tumbuh sebesar 3,92 persen. Angka itu melambat dibanding capaian triwulan I 2019 yakni 4,85 persen.

Komoditas yang menjadi penyumbang angka kemiskinan di Sumbar baik perkotaan dan perdesaan adalah beras, rokok kretek filter, cabai merah, dan telur ayam ras.

Sementara komoditas non makanan yang menjadi penyumbang garis kemiskinan di Sumbar meliputi perumahan, bensin, listrik, pendidikan, bensin, dan perlengkapan mandi.

"September 2019 sampai Maret 2020, angka inflasi umum di Sumbar tercatat sebesar 0,23 persen," ujar Pitono.

Saksikan juga video pilihan berikut iini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya