Belasan Guru di Cimahi Positif Covid-19, Sekolah Tatap Muka Ditunda

Rencana belajar tatap muka di Kota Cimahi, Jawa Barat, pada September ini belum mendapat persetujuan.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 03 Sep 2020, 02:00 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2020, 02:00 WIB
FOTO: Penerapan Pembelajaran Tatap Muka Sekolah di Bandung
Siswa SD memkai pelindung wajah saat pembelajaran tatap muka di Sekolah Islam Ibnu Aqil Ibnu Sina, Soreang, Bandung, Jawa Barat, Rabu (5/8/2020). Indonesia akan mengizinkan sekolah di zona hijau COVID-19 melakukan pembelajaran tatap muka di bawah protokol kesehatan yang ketat. (Xinhua/Septianjar)

Liputan6.com, Bandung - Rencana belajar tatap muka di Kota Cimahi, Jawa Barat pada September ini belum mendapat persetujuan. Sebabnya, belasan guru ditemukan terkonfirmasi positif Covid-19 hasil tes swab massal yang dilakukan pekan lalu.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, sebanyak 13 guru di Kota Cimahi dinyatakan terpapar Covid-19 setelah menjalani tes swab massal secara bertahap sejak Senin 24 Agustus 2020 lalu. Tes swab akan terus berlangsung hingga 6 September mendatang, dengan target keseluruhan sebanyak 1.000 orang guru yang berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN).

Akibat temuan ini, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengungkapkan, rencana kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka atau dibukanya sekolah ditunda. Selain di Cimahi, kata dia, sekolah tingkat menengah di Majalengka juga ditunda pelaksanaannya karena ada beberapa guru yang terkonfirmasi positif Covid-19.

"Ini ada contoh yang sudah siap tetapi tidak jadi yaitu di Cimahi dan Majalengka pas diswab guru-gurunya positif. Contoh di Cimahi melaporkan dari 3.000 yang akan dites, baru 200-an sekian yang dites sudah ada 13 guru yang terpapar positif (Covid-19). Maka rencana di Cimahi yang zona hijaunya kita batalkan (tatap muka)," kata Ridwan Kamil, Rabu (2/9/2020).

Menurut Emil, panggilan Ridwan Kamil, pihaknya mengambil keputusan kebijakan sekolah tatap muka dengan berbagai pertimbangan. Mulai dari zona hijau selama enam bulan terakhir di suatu kecamatan, akses internet yang kurang memadai, tes swab kepada guru atau tenaga pendidikan, dan penyediaan saranaprotokol kesehatan  pencegahan Covid-19 di sekolah.

"Jadi kan saya bilang covid ini mengajarkan kita harus adil. Kalau ada desa tidak ada covid selama enam bulan kemudian tidak ada sinyal terus kita suruh dia online dengan pola yang sama di daerah yang padat itu kan tidak adil. Maka kita beri tiga syarat satu zona hijau, guru sudah diswab ketiga protokol kesehatan 3M disiapkan," ujarnya.

Namun demikian, dengan temuan penyebaran Covid-19 di Cimahi, Emil mengaku pihaknya tidak akan memberikan izin sekolah tatap muka dalam waktu dekat. Hal itu sudah menjadi keputusan dalam menentukan sekolah yang diperbolehkan melaksanakan sekolah tatap muka.

"Inilah yang kami maksud semua keputusan harus terukur. Pada saat keterukurannya gagal, maka risiko itu kita berhentikan dan tidak kita izinkan tetapi kepada yang masih mungkin akan kita monitor terus," tegasnya.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya