Riuh Diskotek di Tengah Lonjakan Covid-19 Riau, Dokter Sarankan Tutup

Dokter ahli paru sekaligus juru bicara Covid-19 di Riau meminta diskotek di Pekanbaru dan Riau tutup karena lonjakan virus corona.

oleh Syukur diperbarui 12 Sep 2020, 17:00 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2020, 17:00 WIB
Suasana salah satu diskotek di Pekanbaru di tengah kepungan Covid-19 di Riau.
Suasana salah satu diskotek di Pekanbaru di tengah kepungan Covid-19 di Riau. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Sejak pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tak diberlakukan di Pekanbaru, tempat hiburan malam serta taman-taman mulai buka. Saban hari, khususnya jelang akhir pekan, taman dan tempat hiburan malam seperti karaoke, pub ataupun diskotek menjadi tempat kerumunan.

Buktinya dari razia pendisiplinan protokol kesehatan oleh Polda Riau dan Polresta Pekanbaru akhir pekan lalu. Dari sejumlah tempat karaoke dan diskotek, petugas menemukan puluhan orang berkerumun di lantai dansa.

Hal ini menjadi perhatian dari dokter spesialis paru, dr Indra Yovi yang juga menjabat sebagai Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Riau. Secara pribadi dan mewakili organisasi profesi tempat dirinya bernaung (Ikatan Dokter Indonesia), Indra menyarankan agar tempat hiburan malam dan taman kota ditutup.

Alasannya sangat jelas. Salah satunya, Riau saat ini menjadi daerah lima besar penambahan konfirmasi Covid-19 per hari. Sudah dua hari Riau berada di bawah Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

"Tempat-tempat kerumunan seperti hiburan malam itu seharusnya tutup saja, itu pendapat pribadi dan IDI sudah lama menyarankan ini," terang Indra.

Ditambah lagi, Pekanbaru sebagai ibu kota selalu menjadi daerah penyumbang terbanyak. Bahkan kota berjuluk Madani Bertuah ini sudah menyatakan kekurangan tenaga medis, kurang ruang perawatan dan berencana menambah tenaga kesehatan kontrak.

"Namun lagi-lagi itu bukanlah solusi akan mengurangi, yang penting itu mengadang laju penyebaran," kata Indra.

Dia menjelaskan, memperlambat laju Covid-19 sudah menjadi kampanye sejak kasus ini pertama kali menghampiri Indonesia. Yaitu memakai masker, menghindari kerumunan, menjaga kebersihan ataupun menjaga jarak dengan yang lain.

Di sisi lain, pengelola tempat hiburan selalu mengumbar pemberlakuan protokol kesehatan saat mulai beroperasi. Pengunjung diwajibkan pakai masker dan menjaga jarak ketika berada di diskotek ataupun ruangan karaoke.

"Bagaimana ceritanya, orang di diskotek itu selalu masker dan menjaga jarak, mungkin gak," tegas Indra.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Anak Muda Menularkan

Pemkot Bogor segel diskotek  X-One karena langgar PSBB. (Achmad Sudarno/Liputan6.com)
Pemkot Bogor segel diskotek X-One karena langgar PSBB. (Achmad Sudarno/Liputan6.com)

Menurut Indra, anak-anak muda masuk ke diskotek dan karaoke sangat berisiko menularkan Covid-19 kepada orangtua ataupun keluarga di rumah. Anak muda lebih bisa bertahan karena imunnya yang kuat.

"Lihat saja pasien di rumah sakit itu, rata-rata berusia 40 tahun ke atas, kalau anak muda tinggal isolasi mandiri saja," kata Indra.

Sejauh ini belum ditemukan adanya kluster dari tempat hiburan malam. Hanya saja, sebagian besar pasien Covid-19 di Riau terinfeksi tanpa pernah melakukan perjalanan ke luar negeri atau tidak diketahui terinfeksi dari mana.

Sebagai informasi, total konfirmasi Covid-19 di Riau hingga 11 September 2020 mencapai 3.343 kasus. Dari jumlah itu ada 1.559 pasien sembuh dan 58 orang meninggal dunia.

Hingga Jumat malam, masih ada 651 pasien Covid-19 di Riau dirawat di rumah sakit dan 1.075 orang isolasi mandiri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya